Mohon tunggu...
Alfarizi Tubagus
Alfarizi Tubagus Mohon Tunggu... -

Hanya mencoba menulis dan ingin berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Menunjukkan Bangsa

17 September 2014   08:35 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:27 1291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian dari dunia penerbangan ada kosa kata yang menarik untuk dicermati :
- mengudara, berasal dari kata take off
- mendarat,  berasal dari kata landing
sepertinya ada yang kurang di sini, yaitu kalau pesawat terbang melakukan pendaratan darurat di laut/air, padahal dalam bahasa Inggris ada kata ditching.
Kalau dari kata landing kita mendapatkan padanan mendarat artinya yang berasal dari atas (udara) turun ke tanah (darat), dengan logika seperti itu maka dari frasa “pendaratan darurat di laut” akan didapat kata melaut. Akan tetapi ternyata kata melaut sudah mempunyai makna sendiri yang artinya “mengarungi laut” seperti terlihat dalam kalimat “Nanti malam nelayan akan pergi melaut”.

Saya bukan seorang ahli bahasa sehingga untuk menuangkan apa yang ada di pikiran saja cukup kesulitan, saya berandai-andai alangkah baiknya kalau bahasa Indonesia memiliki kosa kata yang tepat untuk menggambarkan/ mengasosiasikan sesuatu secara singkat, sebagai contoh kata ditching di atas, cukup dengan satu kata tetapi memberikan pengertian yang cukup panjang. Contoh lainnya kalau kita mengatakan “I wonder” maka akan didapat suatu rangkain kata yang cukup panjang di dalam bahasa Indonesia, yang akan menjadi “Saya bertanya pada diri saya sendiri” …. halah kok repot banget yak.

Kosa kata serapan dari bahasa asing.

Adapun serapan dari bahasa asing yang sudah biasa dan banyak digunakan dalam bahasa indonesia adalah :


  • yang berakhiran “tion” menjadi “si”, contoh immigration menjadi imigrasi, meditation menjadi meditasi,
  • yang berakhiran “ive” menjadi “if”, contoh intensive menjadi intensif, massive menjadi masif,
  • yang berakhiran “ty” menjadi “tas”, contoh university menjadi universitas, faculty menjadi fakultas,


dan banyak lagi.

Hal ini cukup mudah dipahami dan juga bagus ketimbang seperti kata “imigresyen” dalam bahasa Malaysia (maaf ini hanya opini saya, no offense).

Istilah-istilah yang membingungkan.

Mengamati kosa kata/istilah ingatan saya juga melayang ke PT KAI (PT Kereta Api Indonesia) sudah lama saya ketahui menggunakan istilah sendiri dan saya tidak tahu apakah ada peran serta Lembaga Bahasa di dalamnya atau PT KAI ini yang memelopori pembakuan istilah.

14108889791007168538
14108889791007168538

Sumber : https://www.flickr.com/photos/ruben_wicaksono

Sebagai contoh, dulu saya sudah melihat suatu tanda peringatan yang tertulis di setiap gerbong yang berbunyi “Periuk Gandar Golong, jika Berhenti Abar harus Terikat” tentu saja saya pusing tujuh keliling memikirkan artinya dan sesudah saya tanya-tanya ke teman saya yang kebetulan Bapaknya pegawai PT KAI ternyata istilah ini merupakan terjemahan dari “roller bearing axle box; please apply brake when parked“.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun