Mohon tunggu...
Alfarizi Tubagus
Alfarizi Tubagus Mohon Tunggu... -

Hanya mencoba menulis dan ingin berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Politisi dan Rohaniwan

15 September 2014   03:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:41 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14106709172116007731

Teman saya bercerita bahwa di kehidupan nanti sebelum kita memasuki alam berikutnya kita akan melalui suatu Pintu Gerbang dan dipintu ini akan diperiksa tiket kita, yang berisi catatan-catatan selama hidup di dunia dengan suatu alat dan kemudian kita akan mendapat "boarding pass" untuk memasuki Surga atau Neraka. Surga dan Neraka itu sendiri menurutnya berkelas-kelas, ada Kelas A yaitu yang tertinggi, Kelas B yang menengah dan Kelas C yang terendah.

[caption id="attachment_359148" align="aligncenter" width="500" caption="Sumber : http://www.fotolia.com/"][/caption]

Singkat cerita pada sebuah antrean menuju ke tempat check in mengantre seorang Politisi bersama-sama dengan seorang Rohaniwan, setelah sampai di sana mereka melihat di belakang tempat check in itu ada dua buah pintu yang sebelah kiri dijaga oleh Malaikat-malaikat berwajah sangar yang merupakan pintu masuk ke Neraka, sedangkan di sebelah kanan dijaga oleh Malaikat-malaikat berwajah ramah yang merupakan pintu ke Surga.

Setelah Politisi dan Rohaniwan itu selesai diperiksa mereka masing-masing mendapat Boarding Pass untuk masuk ke jalur sebelah kanan (ke Surga) dan tentu saja keduanya merasa gembira. Tapi ketika sekilas sang Politisi melihat bahwa Rohaniwan mendapat Surga kelas C sedangkan dia mendapat Surga kelas B rasa keadilannya merasa terusik, dan namanya Politisi yang terbiasa memperjuangkan kepentingan umum, dia langsung mengangkat tangan sambil berkata : "Interupsi Mas Malaikat, kenapa saya mendapat Surga kelas B sedangkan Rohaniwan mendapatkan kelas C yang lebih rendah dari saya?"

Malaikat : "Oh begini Mas Politisi, kebetulan Rohaniwan yang masuk ke sini banyak sekali jadi terpaksa sementara kami tempatkan di Kelas C."

"Terus kenapa saya memperoleh tempat di Kelas B yang lebih tinggi dari dia?", sang Politisi kembali bertanya.

Malaikat : "Oh itu karena Mas Politisi baru satu-satunya diantara sekian banyak politisi yang memperoleh tempat di Surga jadi hitung-hitung sebagai compliment dari kami untuk Mas, karena sudah tidak terhitung banyaknya teman-teman Mas yang gagal boarding melewati jalur kanan, semua masuk ke jalur menuju pintu yang di sebelah kiri."

"Lalu kenapa saya tidak mendapat tempat di Kelas A?", protesnya lagi.

Malaikat : "Oh kalau Kelas A itu khusus disediakan untuk rakyat biasa karena kesabaran mereka, BBM naik, harga kebutuhan naik, bahkan dipermainkan oleh para politisi juga mereka selalu sabar jadi mereka mendapat tempat yang tertinggi."

Saya cuma garuk-garuk kepala mendengarnya dan saya tidak tahu kelanjutannya bagaimana, karena cuma sampai di sini teman saya itu bercerita .

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun