Satu hal yang mendorong saya menulis ini adalah pertanyaan mereka berdua akan definisi kebenaran dan moralitas yang dilontarkannya dalam “video klarifikasi” di youtube. Kurang lebih ocehan mereka (YoungLex dan AwKarin) seperti ini “apa itu kebenaran ?”, “apa standar kebenaran mereka” ?, yang mana itu baik dan buruk ?.
Dari beragam pertanyaan filosofis tersebut, nampaknya mereka berdua ingin men- dekonstruksi status quo(hal – hal yang telah mapan) terkait apa itu kebenaran, moralitas, cantik, tampan, yang baik dan yang buruk. Melalui lagu-lagunya yang dilontarkan dapat tercermin sebuah keinginan untuk membongkar nilai-nilai yang telah mapan untuk kemudian menetapkan standar tersendiri.
Dapat dibayangkan potensi dari mereka berdua yang telah memiliki followers cukup banyak di social media dan mampu menggiring opini followernya untuk berfikir ulang terkait hal tersebut (apa itu baik, buruk, benar , dst). Terlebih jika YoungLex , Awkarin dan para followersnya telah membaca teori-teori “perusak” status quo semacam nihilisme (Nietczshe), dekonstruksi (Derrida), hermeneutika(Ricoeur) sebagai legitimasi keilmuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI