Mohon tunggu...
Achmad faizal
Achmad faizal Mohon Tunggu... -

Sosiologi Universitas Hasanuddin. Dapat berkorespondensi melalui achmadfaizalxxx@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hibriditas Budaya Pop: Berdandan Barat, Berhati Timur

3 Agustus 2016   08:56 Diperbarui: 3 Agustus 2016   09:14 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia barat yang (kebetulan) lebih maju dari rata-rata negara di Asia wa bil khusus Indonesia telah meracuni pola pikir remaja (labil) di Indonesia bahwa segala apa yang di produksi oleh barat maka itulah yang terbaik, salah satunya adalah mode busana yang di kenakan remaja hari ini – khususnya di perkotaan. Sementara dunia timur yang juga (kebetulan) sedikit lebih baik secara moralitas dari negara - negara liberal telah mendikte pola pikir – tidak hanya remaja bahkan orang dewasa sekalipun berfikir bahwa segala apa yang datang dari timur maka itulah yang “islami” atau bernilai sunnah.

Dilematis dalam bergaya hidup

Kembali kepada contoh kasus yang telah saya sebutkan diawal tulisan ini bahwasanya apa yang dilakukan oleh remaja wanita (berhijab) itu adalah hasil dari hibriditas kebudayaan. Mode busana yang dikenakan boleh saja ala barat (sexy, ketat, minimalis) namun dalam lubuk hati mereka masih ada (sedikit) nilai-nilai ke-timuran berupa budaya malu (siri’) yang mana itu menjadi bahan pertimbangan, alat kontrol terhadap perilaku berbusana mereka. 

Setengah hati ingin hidup dan tampil berbusana trendy, kece dan bebas menampilkan lekukan tubuhnya, kemolekan pant*tnya, serta belahan dada (yang belum tentu juga besar) ala gadis barat atau yang saban hari sempat geger dengan istilah wanita jilb*bs, di lain sisi juga mereka dihantui dengan norma-norma agama (islam) yang sejak dini ditanamkan dan ancaman api neraka, katanya.

Contoh kasus lain yang jamak terjadi di kalangan remaja kekinian adalah pacaran islami atau pacaran sehat, katanya. Yaah istilah “pacaran” yang telah diakui berasal dari dunia barat ini kemudian digandengkan dengan istilah “islami” sehingga lahirlah istilah “pacaran islami”. Mungkin saja bagi mereka “pacaran islami” adalah ketika ingin berciuman, ucapkan basmalah dahulu agar berkah, atau ketika telah selesai ML (having sex), mengucapkan istigfar, dst. Alih - alih ingin memadu kasih bernafas islami, yang hadir malah memadu hati berbalut nafsu birahi.

Sederhanya inilah yang dinamakan berdandan ala barat namun hati tetap timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun