Mohon tunggu...
Alfarisma Melandika
Alfarisma Melandika Mohon Tunggu... Lainnya - Pecinta kopi, coklat, hujan, dan senja

Terus belajar dan tidak berhenti belajar karena hidup tidak pernah berhenti mengajarkan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Relawan Kawasan Tanpa Asap Rokok

5 November 2022   20:04 Diperbarui: 11 November 2022   01:15 1355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sekolah-sekolah, baik itu sekolah dasar maupun menengah, bahkan sampai jenjang universitas, umumnya memiliki berbagai kegiatan ekstrakurikuler. 

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang dilakukan di luar jam pelajaran. Adapun tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mengembangkan bakat dan minat peserta didik sesuai dengan bidangnya masing-masing. 

Kegiatan ekstrakurikuler ini biasanya terdiri dari berbagai macam bidang, seperti olahraga (sepak bola, voli, basket, silat, futsal, badminton, tenis meja, takraw, dan lain-lain), kesenian (tari, musik, paduan suara, vocal, dan lain-lain).

Selain itu ada juga tentang bahasa dan sastra (teater, mading, jurnalistik, english club, dan lain-lain), pramuka, PMR, pecinta alam, karya ilmiah remaja, sains, dan masih banyak ekstrakurikuler-ekstrakuriler yang lain.

Di SMP Negeri 9 Tarakan, sebuah sekolah yang terletak di Kota Tarakan bagian utara, ada salah satu ekstrakurikuler yang peduli dengan lingkungan, yaitu Relakataro. Relakataro kepanjangan dari Relawan Kawasan Tanpa Asap Rokok. 

Ekstrakurikuler ini bekerja sama dengan Puskesmas yang merupakan salah satu instansi pemerintah yang bertugas memberikan layanan kesehatan terhadap masyarakat. 

Anggota Relakataro ini dibagi menjadi beberapa tim, diantaranya Tim Monitoring Kawasan Tanpa Asap Rokok, Tim Skrining Risiko Perokok, Tim Informasi Edukasi, dan Tim Luru Utis.

Kawasan tanpa asap rokok (dok. Tinus)
Kawasan tanpa asap rokok (dok. Tinus)

Sesuai dengan namanya, Tim Monitoring Kawasan Tanpa Asap Rokok ini bertugas melakukan monitoring dengan radius yang telah ditentukan di sekitar sekolah dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan ini juga bisa melibatkan orang tua peserta didik atau komite sekolah. 

Baca juga: November Rain

Sedangkan skrining risiko perokok dan informasi edukasi ini dilaksanakan bekerja sama dengan Puskesmas. Skrining atau pemeriksaan ini untuk melihat paparan gas CO yang masuk ke dalam paru-paru tubuh seseorang. 

Paparan CO salah satunya berasal dari asap rokok yang merupakan hasil pembakaran rokok yang bersifat toksik. Semakin tinggi kadar CO dalam paru-paru semakin banyak paparan dalam paru-paru.

Informasi edukasi mengenai bahaya rokok untuk kesehatan disampaikan oleh Puskesmas kepada Relakataro yang selanjutnya disosialisasikan kepada peserta didik lainnya yang tidak tergabung dalam Relakataro oleh Tim Informasi Edukasi Relakataro.

Informasi Edukasi Bahaya Rokok dari Puskesmas (dok. Lia)
Informasi Edukasi Bahaya Rokok dari Puskesmas (dok. Lia)
Selain itu, Relakataro juga melakukan kampanye bahaya rokok melalui mading, himbauan, atau poster. Seperti yang kita ketahui bahwa rokok membahayakan kesehatan, baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif. 
Bahaya Rokok (Sumber : Kemenkes RI)
Bahaya Rokok (Sumber : Kemenkes RI)
Bahkan diketahui bahwa rokok dapat ikut menyumbangkan kasus stunting pada anak, asap rokok mengganggu fungsi penyerapan gizi anak, kelainan konginetal dan BBLR.

Juga dalam hal ekonomi, membeli rokok membuat orang tua mengurangi jatah belanja makanan bergizi, biaya pendidikan, biaya kesehatan dan kebutuhan penting lainnya.

Karena, alokasi dana yang seharusnya digunakan untuk makanan bergizi anak dan keluarga serta tabungan untuk pendidikan maupun kesehatan malah digunakan untuk merokok.

Yang tak kalah menarik dari rangkaian kegiatan Relakataro adalah luru utis. Luru utis adalah sebuah istilah dalam Bahasa Jawa yang artinya memungut puntung rokok. Para siswa yang tergabung dalam Relakatro mencari dan memungut puntung rokok yang ada di sekitar lingkungan sekolah. 

Puntung rokok-puntung rokok itu dihitung terlebih dahulu sebelum dibuang di tempat sampah. Tentunya puntung rokok itu tidak hanya berasal dari peserta didik saja, bisa jadi dari guru, tenaga kependidikan, atau tamu yang berkunjung ke sekolah. 

Kegiatan luru utis yang dilaksanakan setiap bulan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan juga merupakan kampanye kawasan tanpa asap rokok.

Selain menaikkan cukai rokok, adanya Relakataro diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk menyadarkan peserta didik dan warga sekolah lainnya.

Merokok itu tidak ada manfaatnya selain hanya akan merusak kesehatan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun