Paparan CO salah satunya berasal dari asap rokok yang merupakan hasil pembakaran rokok yang bersifat toksik. Semakin tinggi kadar CO dalam paru-paru semakin banyak paparan dalam paru-paru.
Informasi edukasi mengenai bahaya rokok untuk kesehatan disampaikan oleh Puskesmas kepada Relakataro yang selanjutnya disosialisasikan kepada peserta didik lainnya yang tidak tergabung dalam Relakataro oleh Tim Informasi Edukasi Relakataro.
Selain itu, Relakataro juga melakukan kampanye bahaya rokok melalui mading, himbauan, atau poster. Seperti yang kita ketahui bahwa rokok membahayakan kesehatan, baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif. Bahkan diketahui bahwa rokok dapat ikut menyumbangkan kasus stunting pada anak, asap rokok mengganggu fungsi penyerapan gizi anak, kelainan konginetal dan BBLR.
Juga dalam hal ekonomi, membeli rokok membuat orang tua mengurangi jatah belanja makanan bergizi, biaya pendidikan, biaya kesehatan dan kebutuhan penting lainnya.
Karena, alokasi dana yang seharusnya digunakan untuk makanan bergizi anak dan keluarga serta tabungan untuk pendidikan maupun kesehatan malah digunakan untuk merokok.
Yang tak kalah menarik dari rangkaian kegiatan Relakataro adalah luru utis. Luru utis adalah sebuah istilah dalam Bahasa Jawa yang artinya memungut puntung rokok. Para siswa yang tergabung dalam Relakatro mencari dan memungut puntung rokok yang ada di sekitar lingkungan sekolah.Â
Puntung rokok-puntung rokok itu dihitung terlebih dahulu sebelum dibuang di tempat sampah. Tentunya puntung rokok itu tidak hanya berasal dari peserta didik saja, bisa jadi dari guru, tenaga kependidikan, atau tamu yang berkunjung ke sekolah.Â
Kegiatan luru utis yang dilaksanakan setiap bulan ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan juga merupakan kampanye kawasan tanpa asap rokok.
Selain menaikkan cukai rokok, adanya Relakataro diharapkan bisa menjadi salah satu cara untuk menyadarkan peserta didik dan warga sekolah lainnya.
Merokok itu tidak ada manfaatnya selain hanya akan merusak kesehatan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang-orang di sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H