Kalau mendengar kata menabung, pasti banyak respon yang diberikan khalayak. "Bagaimana bisa menabung, untuk kebutuhan sehari-hari saja tidak cukup." Atau respon pekerja serabutan, "Bagaimana bisa menabung, penghasilan kami saja tidak menentu." Ada juga yang berkomentar, "Mana sempat kami menabung, kebutuhan dan tanggungan kami banyak sekali." Sebenarnya perlukah kita menabung? Jawabannya adalah sangat perlu.Â
Menabung adalah salah satu solusi untuk menghadapi kebutuhan terduga (pendidikan anak, jalan-jalan, mudik) dan tidak terduga (sakit, servis kendararaan, perbaikan rumah, terkena musibah).Â
Menabung bukan masalah mampu atau tidak mampu, tapi mau atau tidak mau. Menabung adalah komitmen. Menabung bukan hanya untuk orang yang berpenghasilan besar, tapi untuk siapa saja yang mau berkomitmen menabung.
Apalagi sekarang banyak orang berkreasi agar bisa menabung, misalnya menabung uang koin, membuat target per hari dan tidak harus dalam jumlah besar, menabung dengan cara "the power of 2000" atau nominal lainnya, menabung dengan menyimpan nominal tertentu yang ditentukan, menabung dari sisa belanja sayur, menabung dari hasil usaha, atau membuat challenge.Â
Sehingga menabung ibarat tantangan yang harus diselesaikan. Dengan bisa menyelesaikan challenge tersebut, maka kita akan termotivasi untuk membuat challenge yang lebih besar lagi dan menabung akan menjadi kebiasaan atau bahkan karakter kita.
Selain komitmen menabung, kita juga harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal yang harus kita penuhi, sedangkan keinginan bisa kita abaikan karena sebenarnya kita tidak membutuhkannya.Â
Bisa juga keinginan tersebut sesekali kita penuhi sebagai self reward agar lebih kuat dan tangguh dalam berjuang, karena kita semua sejatinya adalah pejuang kehidupan.Â
Selain menabung, jangan lupa sisihkan untuk sedekah karena ada hak orang lain yang dititipkan pada harta kita. Dan sedekah itu bisa menyelamatkan kita dari musibah dan merupakan tabungan kita di akhirat. Yuk semangat menabung dan sedekahnya ya....