Catur Murti melihat manusia secara pribadi yang menjalankan peranannya sebagai murid dan gurunya kehidupan melalui penghayatan lampah laku catur murti, sebagai penyelarasan pikiran dan perasaan untuk menciptakan kemurnian berpikir yang menghasilkan perkataan dan perbuatan luhur dan mengagumkan untuk mendapatkan bisikan batin yang suci dari sang pencipta kehidupan sebagai peringatan pada diri sebelum berkata dan berbuat.
 Serta secara holistic dengan perhatian pada keseimbangan fisik, emosional, intelektual dan spiritual sedangkan CBT lebih berfokus pada hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku dengan tujuan mengubah pola pikir yang tidak rasional.
Kedua pendekatan ini menawarkan kelebihan yang berbeda, tergantung pada kebutuhan klien dan tujuan konseling. Jika klien memerlukan perubahan perilaku dan pola pikir yang cepat, CBT mungkin lebih sesuai. Namun, untuk pendekatan yang lebih holistik dan menyeluruh, Konseling Catur Murti bisa menjadi pilihan yang lebih tepat.
Daftar Pustaka
Ardiansyah, A., Sarinah, S., Susilawati, S., & Juanda, J. (2022). Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud. Jurnal Kependidikan, 7(1), 25-31.
Fauzul'Adziima, M. (2021). Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Jurnal Tana Mana, 2(2), 86-93.
Dobson, D., & Dobson, K. S. (2018). Evidence-based practice of cognitive-behavioral therapy. Guilford publications.
Beck, A. T., & Dozois, D. J. (2011). Cognitive therapy: current status and future directions. Annual review of medicine, 62(1), 397-409.
Kinsella, P., & Garland, A. (2008). Cognitive behavioural therapy for mental health workers: a beginner's guide. Routledge.
Mulyono, M. (2014). 8 Ajaran Moral Sosrokartono dari Perspektif Teori Etika Deontologisme. Humanika: Jurnal Ilmiah Kajian Humaniora, 20(2), 5083.
Habsy, B. A. (2022). Konseling Catur Murti. Media Nusa Creative (MNC Publishing).