Mohon tunggu...
Al Farisi Andriansyah
Al Farisi Andriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Politeknik Negeri Jakarta

I am a 19 year old teenager who is currently studying at the Jakarta State Polytechnic, Journalism study program. I actively participate in organizations such as the Student Activity Unit on campus which is engaged in radio, then participate in volunteer activities off campus. I have a personality that is disciplined, honest, conscientious, diligent and patient. I can work in a team.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pasar Tradisional Kian Terancam pada Era Modern

6 Juli 2023   23:07 Diperbarui: 6 Juli 2023   23:20 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi dan pergeseran gaya hidup telah mengubah banyak aspek kehidupan kita, termasuk cara kita berbelanja. Salah satu dampak dari perubahan ini adalah penurunan popularitas dan keberadaan pasar tradisional. Pasar tradisional yang sebelumnya merupakan pusat kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat, kini semakin terpinggirkan oleh pasar modern dan platform online. Artikel ini akan mengupas faktor-faktor yang menyebabkan pasar tradisional kian tenggelam di era modern.

perkembangan pasar modern dan platform online telah mengubah pola belanja masyarakat. Namun, meskipun menghadapi persaingan yang ketat, pasar tradisional masih mampu bertahan dan bahkan bersaing dengan pasar modern. Artikel ini akan mengulas mengenai keberadaan pasar tradisional yang tetap relevan dan berhasil bersaing di tengah persaingan dengan pasar modern.

Salah satu keunggulan pasar tradisional adalah ketersediaan produk segar dan berkualitas. Pedagang pasar tradisional biasanya memiliki hubungan langsung dengan petani lokal dan pemasok, sehingga mereka dapat menyediakan produk-produk segar dengan harga yang lebih terjangkau. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang mengutamakan kualitas dan ingin mendukung produk lokal.

Pasar tradisional sering kali menawarkan beragam produk lokal dan tradisional yang sulit ditemukan di pasar modern. Produk-produk seperti rempah-rempah, bahan makanan khas daerah, dan kerajinan tangan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang mencari pengalaman berbelanja yang unik dan autentik. Keberagaman produk ini menjadi kekuatan pasar tradisional dalam bersaing dengan pasar modern yang cenderung menawarkan produk-produk yang lebih seragam.

Pasar tradisional bukan hanya tempat berbelanja, tetapi juga menjadi pusat interaksi sosial masyarakat. Di pasar tradisional, konsumen dapat berinteraksi langsung dengan penjual dan pedagang, bertukar cerita, dan mendapatkan rekomendasi produk dari mereka yang memiliki pengetahuan yang mendalam. Hal ini menciptakan ikatan komunitas dan rasa kebersamaan yang sulit ditemukan di pasar modern yang lebih steril dan anonim.

Meskipun pasar modern menawarkan kenyamanan dan fasilitas yang lebih baik, pasar tradisional masih mampu bersaing dalam hal harga. Beberapa pasar tradisional menawarkan harga yang lebih terjangkau daripada pasar modern untuk beberapa produk tertentu. Hal ini membuat pasar tradisional tetap menjadi pilihan bagi konsumen yang ingin berbelanja dengan anggaran terbatas.

Pasar modern, seperti supermarket dan pusat perbelanjaan, menawarkan kenyamanan dan kemudahan belanja yang sulit diungguli oleh pasar tradisional. Konsumen kini lebih cenderung memilih berbelanja di pasar modern yang menyediakan segala kebutuhan dalam satu tempat, ditambah dengan adanya fasilitas parkir yang memadai. Selain itu, penawaran promosi dan diskon yang lebih menarik juga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk berbelanja di pasar modern.

Perubahan gaya hidup masyarakat modern juga berkontribusi pada penurunan popularitas pasar tradisional. Masyarakat kini memiliki waktu yang lebih terbatas untuk berbelanja karena tuntutan pekerjaan dan aktivitas lainnya. Pola konsumsi yang lebih individualistik dan kebiasaan berbelanja dalam jumlah besar juga membuat pasar tradisional kurang relevan. Konsumen lebih memilih membeli barang dalam jumlah besar sekaligus, yang dapat dilakukan dengan mudah di pasar modern.

Perkembangan teknologi, terutama internet dan platform online, telah mengubah cara kita berbelanja. Kemudahan belanja online dan pengiriman barang ke rumah menjadikan pasar tradisional semakin kalah bersaing. Konsumen kini dapat membeli barang-barang dengan mudah melalui aplikasi belanja online, tanpa harus keluar rumah. Hal ini membuat konsumen cenderung memilih cara yang lebih praktis dan efisien, mengurangi kunjungan mereka ke pasar tradisional.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh pasar tradisional adalah penurunan kualitas dan kebersihan tempat tersebut. Beberapa pasar tradisional mengalami masalah sanitasi dan higienis yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap keamanan dan kualitas produk yang dijual. Di sisi lain, pasar modern menawarkan suasana yang lebih bersih dan teratur, memberikan rasa aman bagi konsumen.

Pasar tradisional masih memiliki tempat dan keberadaan yang berharga di tengah persaingan dengan pasar modern. Keberadaan pasar tradisional yang mbersaing ditengah pasar modern menunjukkan bahwa nilai-nilai seperti produk segar, keberagaman, interaksi sosial, harga yang kompetitif, dan inovasi tetap relevan bagi sebagian besar konsumen. Namun, pasar tradisional juga perlu terus beradaptasi dengan perkembangan tren dan preferensi konsumen untuk tetap bersaing. Dengan upaya yang tepat, pasar tradisional dapat mempertahankan eksistensinya dan terus menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat dalam era modern ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun