Mohon tunggu...
Muzni alfarisi
Muzni alfarisi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa iat2

mahasiswa yang baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kondisi Sosial di Lingkungan Pesantren Baitul Hikmah Tempurejo

21 April 2021   16:13 Diperbarui: 21 April 2021   16:19 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

M MUZNI ALFARISI

PROGRAM STUDI ILMU ALQURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS USULUDDIN IAIN JEMBER 

Tujuan dan pengamatan ini adalah untuk mengetahui  kondisi sosial terutama pada aspek sosial dalam pendidikan anak anak didalam pondok pesantren baitul hikmah dan metode yang dilakuakan di dalam pondok pesantren baitul hikmah.Adapun metode yang digunakan adalah  metode pengamatan deskriptif kualitatif.Alat yang digunakan untuk penelitian adalah dengan cara observasi,wawancara,dan angket.

Jumlah anggota santri di pondok pesantren baitul hikmah sejumlah seratus empat puluh anak,yang di dominasi oleh penduduk lokal/masih satu daerah kabupaten jember,hasil yang didapat pengamat dalam pengamatannya tentang kondisi sosial antropologi terkait pendidikan anak dipondok pesantren baitul hikmah dapat disimpulkan bahwa anak akan lebih mandiri dan meningkat secara pesat kemampuan skill dan keahliannya  didalam area yang terkontrol secara intensif.

Kondisi sosial antropologi terkait pendidikan anak dipondok pesantren sangatlah apik untuk dibahas karena dengan dikaitkannya dengan antropologi dengan anak saja,itu pun sudah menarik untuk dibahas ditambah lagi dengan lingkungan pesantren yang notabennya pesantren merupakan lingkungan yang tertutup atau lingkungan  yang mempunyai akses interaksi sosial yang terbatas dan hal ini sangat bertolak dengan lingkungan anak normal biasa yang memutuhkan kebebasan supaya mendapat akses interaksi sosial yang luas dan mendapatkan pengalaman lebih banyak dan luas pula dari apa yang telah dia dengar apa yang telah lihat dan

Wajib kita ketahui maksud dari judul yang telah diampu yaitu tentang sosio antropologi,tentang anak,dan tentang pendidikan pesantren.Antropologi merupakan studi yang mempelajari ciri khas dan kesamaan diri suatu masyarakat dan keudayaan melalui penelitian  tentang bahasa dan agama didunia,HAM,upaara/adat,pola pikir kemasyarakatan,etika,dan banyak hal lainnya.’

Pendidikan terhadap anak merupakan hal yang urjen untuk diperhatikan bagi setiap orang tua agar anak yang seharusnya menjadi generasi muda bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan pendidikan nasional/tujuan tertinggi,sehingga anak mampu mengangkat derajatnya dan keluarganya dengan prestasi yang dia dapat.Pendidikan merupakan modal dasar pertama untuk menyiapkan insan yang berkualitas,menurut undang undang sisdiknas pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pemelajaran agar anak secara aktif mengembangkan ptensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,keagamaan,pengendallian diri,pola pikir,dan ahklaq mulia serta bakat an keterampilan yang telah dikembangkannya yang diperlukan dirinya,lingkungannnya,kluarganya,bangsanya,dan negaranya

Pondok pesantren merupakan lembaga peniddikan non formal yang memperdalam ilmu dan pendidikan agama islam Dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup sehari hari dengan mementingkan moral dalam kehidupan bermasyarakat.Pondok pesantren adalah salah satu bentuk pendidikan yang secara historis memberikan kontribusi yang  besar dan penting kepada bangsa indonesia dengan mencerdaskan para santri dengan melalui pendidikan yang terdapat di pondok pesantren.

Dari ketiga aspek diatas dapat disimpulkan bahwa ada hal yang bekaitan satu dengan yang lainnya dan jika kita ampu akan mendapatkan sesuatu yang sanagat menarik untuk diahas.Salah satu unsur dari sosioantropologi adalah ciri khas dalam pola pikir kemasyarakatan.Didalam pondok pesantren anak yang menepuh pembelajaran disana wajib untuk berpola pikir yang rasionalis dan tidak egois dengan apa yang dia mau sendiri,santri harus bisa menyesuaikan pola pikirnya sesuai dengan alam pendidikan pesantren dikarenkan pondok pesantren merupakan simulasi kecil dari bentuk kemasyarakatan dalam sekala kecil dan anak dituntut harus memahami pola pikir satu sama lain karena santri dipondok baitul hikmah meskipun asal mereka sama sama dari jember dan dengan bahasa yang sama yaitu bahasa madura tetapi tidak semua orang mempunyai permasalahan dan keadaan sosial yang sama,entah dari segi watak,ekonomi,kedewasaan dan lain lain.dengan pengawasan intensif ustad kepada santri membuat pola pikir mereka bertamah dengan cepat dan berkembang,dan interaksi dengan teman teman nya mempuat pola pikir anak akan otomatis  berubah sesuai dengan kegiatan yang mereka lakukan setiap harinya.Metode penidikan yang ada dipondok baitul hikmah yaitu menggunakan tarbiyah algontoriyah  yaitu metode secara dua puluh empat jam penuh terawasi oleh pengurus dan pengurus terawasi oleh ustad dan ustad terawasi pimpinan dan pimpinan,maka dari itu perkemangan anak akan terukur sesuai kurikulum pendidikan yang ada,dan dengan itu pula perkembangan pola pikir anak akan berkembang tidak akan jauh beda kepada yang mendidiknya.

Unsur yang lain dalam antropologi yaitu tentang etika dalam bermasyarakat.Orang yang mempunyai pendidikan tinggi tidak akan menjamin bahwa eitikanya akan tinngi pula.Banyak orang diluar sana bertitel tinggi serta telah menjadi alumni universitas terkenal melakukan hal yang sewena wena terhadap orang lain guna kepentingan dirinya.ini sanagat bertolak belakang sekali seharusnya orang yang pinter seharusnya dia akan paham akan kondisi lingkungannnya sesuai kadar kemampuan otaknya,tetapi malahan kepintaran mereka digunakan unntuk membodohi orang yang awam yang notabennya pengetahuannya blom cukup luas dan hal ini sering digunakan sebagai kesempatan emas bagi mereka untuk mencari penghasilan.Hal seperti inilah yang slalu dijaukan terhadap anak pesantren,mereka ditanamkan akhlaq mulia dengan tuntunan alquran dan sunnah supaya mengetahui tata cara berprilaku dan beretika didalam lingkungannya.pemberian palajaran agama yang diajarkan ustad kepada santri salah satu metode yang efektif untuk menanamkan akhlaq/etika yang baik.Hal hal kecil seperti salam pada saat bertemu dengan pengurus ataupun ustad menundukkan pandangan ketika berbicara dengan seniornya itu diajarkan step by step kepada santri setiap harinya sampai mereka terbiasa melakuaknnya.Semua etika berprilaku kemasyarakatan diajarkan secara sendirinya meskipun dengan paksaan,pepatah mengatakan TERPAKSA SUPAYA TERBIASA.

Maka untuk itu, pesantren bukan lagi tempat bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama semata, melainkan juga bisa memberikan pendidikan-pendidikan umum seperti sekolah pada umumnya. Ditambah lagi dengan adanya pesantren dengan model boarding school yang cukup menyita perhatian masyarakat terhadap pesantren, maka peran pesantren kian terlihat nyata. Mereka yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren kemudian juga belajar di berbagai lembaga pendidikan lainnya, baik di dalam maupun di luar negeri, pada umumnya memandang pesantren tetap memiliki tempat terhormat sebagai lembaga pendidikan Islam khas Indonesia yang dapat diruntut pertalian keilmuan dan kurikulumnya dengan pusat-pusat pembelajaran ilmu agama Islam di berbagai belahan dunia. Optimisme itu biasanya mendasarkan pada bukti-bukti bahwa pesantren masih tetap terselenggara sejak ratusan tahun yang lalu, lulusannya dapat memainkan peranan yang berharga di bidang keilmuan atau kepemimpinan, dan belum ada lembaga pendidikan yang berhasil melahirkan ulama dari generasi ke generasi dalam kapasitas sebagaimana yang diluluskan oleh pesantren.

Kesimpulan

Pendidikan sejak dini yang diberikan untuk anak sebagai bekal mereka untuk meningkatkan pola pikir dan memperbaiki etika sangatlah penting,pemilihan lingkungan masa pendidikan juga harus diperhatikan orng tua guna mendukung berhasilnya mereka dalam mendidik sang anak,menurut kami lingkungan pesantren lah yang sangat cocok untuk dijadikan pilihan bagi orang tua sebagai peranrtara untuk tarbiyah al ula lil wald,dikarenakan kita manusia sebagai mahluk sosial yang terus menerus bersosialisasi dengan mahluk lain akan salaing memutuhkan maka dari itu pola pikir yang tajam dan etika dalam bersosialisasi sangatlah penting adanya.

Penutup

Semoga apa yang dibahas mengenai hal diatas bermanfaat untuk kita semua dan semoga kita selalu dalam lindungan  allah swt sehingga kita selalu mendapat naungannya kelak amin.terimakasih

Wassalamualaikum wr wb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun