Bila hati tak sempat tinggalkan malam.
Sebuah bayang di secangkir kopi hitam.
Diujung kafir ia temui kegagalan.
Di pangkal keresahan ia ratapi penyesalan.
Bila pikir tak bersyair.
Usai sudah hidup penulis berakhir.
Bila keputus asaan ukir air mata mengalir.
Mungkinkah hidup akan menembus takdir atau malah jatuh dan terkilir.
Langkah terlanjur tinggalkan jejak.
Membekas dalam ingatan yang dikubur waktu dan menjadi masalalu.
Pantaskah ku berhenti beranjak.
Entah untuk menebus dosa, atau malah neraka yang menjelma nyata.
Ahhhh, entahlah.
Setidaknya sudah berusaha.
Begitulah kata orang yang dikata pasrah atau juga tengah putus asa.
TIADA BERBEDA.
Hingga bulan tinggalkan malam, dan mentari menjemput pagi.
Aku terbangun tak lagi bermimpi.
Aku harus berdiri, karena subuh enggan
menanti jam wekker berbunyi!
Al Faridzie
19 April 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H