Untuk memulai artikel ini, saya hanya ingin mengingatkan bahwa tulisan sekarang bukanlah untuk menyudutkan pihak tertentu, dan tulisan ini pure menceritakan pengalaman pribadi yang mungkin dialami juga beberapa kompasianer.
Ketika melihat topik pilihan yang membahas perbandingan antara bengkel pinggir jalan dengan bengkel resmi, jujur jari ini gatal untuk langsung memulai menceritakannya.
Dimulai dari mengapa saya lebih sering menggunakan jasa bengkel pinggir jalan yang dinilai kurang kompeten oleh beberapa pihak.
Pengalaman Service Motor di Bengkel Pinggir Jalan
Saya merupakan orang yang bisa dibilang ekstrovert, jadi setiap menyervice motor seringkali mengobrol dengan montirnya. Dalam obrolan tersebut saya dapat menilai bagaimana pengetahuan montir tersebut dalam bidangnya.
Kelebihan mengobrol dengan montir juga dapat memberikan dampak baik bagi penyelesaian kasus dari motor yang saya miliki.Â
Entah mengapa, perasaan saya lebih senang mengobrol dengan orang dari bengkel pinggir jalan ketimbang montir bengkel resmi. yaa mungkin montir beres (bengkel resmi) harus fokus dan terlihat profesional oleh atasannya.
Sedangkan abang montir dari bengkel pinggir jalan lebih santai dan menikmati pekerjaannya sambil ngobrol dengan orang baru yang datang ketempatnya.
Bengkel pinggiran yang kebanyakansaya temui memiliki prinsip "garansi" yang tidak tertulis. Jadi mereka siap bertanggung jawab dengan kesalahan yang dibuat tanpa perlu kita menambah biaya.
Sedangkan bengkel resmi, saya sering diminta untuk membayar lagi meski tak jarang, kerusakan yang terjadi memang berasal dari montir mereka sendiri.
Bengkel pinggir jalan hanya memiliki beberapa montir, dan terkadang saya hanya menemui satu orang di tempat tersebut. Namun yang membuat saya salut, adalah kemahiran dan pengalamannya yang membuat pengerjaan lebih efektif dan cepat diselesaikan (apabila tidak banyak yang sedang service motor yaa).