Emad Abdel Ghafour : Kami telah bertemu dengan beberapa pejabat dari Kedutaan Besar Amerika yang mengunjungi kami di kantor. Kami juga dikunjungi oleh sejumlah besar duta besar asing. Kami menyambut dialog dan tidak memiliki rahasia. Menteri Luar Negeri Amerika Hallary Clinton, mengatakan ia menyambut dialog dengan kelompok-kelompok politik yang menghormati demokrasi. “Kami menolak pemerintahan teokratis (agama),” kata Emad Abdel Ghafour.
Saya ingin orang-orang membedakan antara Salafi sebagai kelompok agama dan Partai Al-Nour sebagai kelompok politik. Kami berkomitmen membentuk konstitusi, di mana semua warga negara adalah sama. Kami mengatakan bahwa non-muslim memiliki hak untuk dicalonkan sebagai presiden atau anggota parlemen. Kami sebagai pihak memiliki hak mendukung atau tidak mendukung pencalonan tersebut. Setiap warga negara memiliki hak mencalonkan diri untuk setiap jabatan, dan jika partai saya dinominasikan oleh Kristen Koptik, mereka memiliki hak untuk melakukannya.
Aljazeera : Apakah ini berarti Anda akan mencalonkan seorang Koptik untuk presiden?
Emad Abdel Ghafour : Partai didasarkan pada prinsip-prinsip Islam dan mayoritas anggota partai percaya, prioritas kami adalah memilih presiden yang tertarik dalam memimpin Mesir dengan cara yang kita pilih. Saya percaya kehendak mayoritas anggota partai akan memilih seorang Muslim untuk dinominasikan sebagai presiden.
Aljazeera : Bagaimana hubungan Anda dengan kekuatan-kekuatan liberal dan sekuler di Mesir?
Emad Abdel Ghafour : Sejak hari pertama partai kami didirikan, kami mengumumkan kesiapan kita berkoalisi dengan setiap kecenderungan politik atau kelompok selama kita setuju dengan mereka pada tujuan dan sarana kerjasama kami. Kami menyambut setiap kerjasama yang didasarkan pada aturan politik yang transparan dan jelas.
Selain itu, periode saat ini pada situasi yang sensitif, dan kami ingin pemerintah baru, nantinya menjadi pemerintah persatuan nasional yang mewakili semua komponen masyarakat Mesir. Saya percaya pihak yang menang sekitar 4 persen suara harus terwakili di pemerintahan.
Aljazeera : Perubahan apa yang akan Anda inginkan dalam konstitusi baru?
Emad Abdel Ghafour : Konstitusi yang akan disusun akan dekat dengan konstitusi 1971. Setiap perubahan akan terbatas dan terkait dengan sifat dari rezim politik. Apakah itu presidensiil atau anggota akan memilih sistem parlementer. Dalam hal ini, saya yakin mayoritas tertarik dalam rezim parlementer (sipil).
Aljazeera : Apa peran ulama dalam situasi politik Mesir yang baru?
Emad Abdel Ghafour : Kami menolak pemerintahan teokratis (agama). Kami menentang ide tersebut. Jika ada masalah yang membutuhkan pendapat ulama, kita akan meminta pendapat mereka.