Emad Abdel Ghafour adalah Pemilmpin Partai Al Nour, partai utama Salafi di Mesir. Al Nour lahir setelah Partai Kebebasan dan Keadilan yag didirikan oleh Jamaah Ikhwanul Muslimin dengan 35-40 persen suara dalam dua putaran pertama pemilihan parlemen Mesir.
Munculnya Partai Al Nour sangat mengejutkan bagi banyak kalangan terutama di luar Mesir. Selama ini, tidak pernah ada wacana, bahwa Salafi akan mendirikan partai politik, dan hampir tidak mengenal politik, karena mereka menganggap partai politik sebagai sebuah “bid’ah”. Mereka juga tidak begitu tertarik berpartisipasi dalam politik dan hanya terfokus pada kegiatan dakwah, dan mendidik umat mengenal Islam dan mendalaminya.
Gerakan Salafi sebagai gerakan ideologi (Islam) lebih fokus melalui pendidikan dan pembinaan umat Islam, terutama mendidik generasi muda muslim, agar mereka mengikuti jejak para generasi pertama salaf, yang benar-benar hanya mengutamakan al-Quran dan Sunnah Nabi Muhamad shallahu alaihi wassalam.
Gerakan Salafi, sebagai gerakan sosial dan politik, dianggap sebagai fenomena baru. Setelah perang 1967 melawan Israel, dan kekalahan yang sangat telak yang dialami Presiden Nasser, yang menganut Pan Arabisme dan Sosialisme, dan kemudian rakyat Mesir kembali kepada Islam. Pan Arabisme dan Sosialisme yang dicanangkan Jenderal Gamal Abdul Nasser mereka tinggalkan. Rakyat kembali kepada Islam. Ada kecenderungan rakyat Mesir, menolak segala bentuk ideologi sekuler.
Segera setelah itu, Salaf sebagai sebuah gerakan dakwah. Salafi di Mesir yang terdiri dari dari beberapa kelompok gerakan itu, fokus pada ajaran agama Islam dari perspektif yang lebih mengedepankan aqidah, tauhid, dan penegakkan syariah Islam secara tegas. Salafi mengajarkan agar umat mengikuti jejak generasi awal (para sahabat) pertama Nabi Shallahu alaihi wassalam. Bahkan dalam penampilan pribadi dan berpakaian.
Setelah revolusi 25 Januari 2011, Salafi membuat perubahan besar, yang tidak pernah terprediksi sebelumnya dengan memutuskan berpartisipasi dalam politik, dalam rangka menjaga nilai-nilai dan identitas Islam . Mereka membentuk beberapa partai politik, dan yang paling menonjol adalah Al Nour. Setelah pemilu terakhir, di mana mereka memenangkan sekitar seperempat dari suara, kelompok ini dianggap sebagai kekuatan politik kedua di Mesir, sesudah Ikhwanul Muslim Mesir yang paling populer.
Salafi dan Al Nour pada dasarnya dipandang sebagai kelompok politik diangggap Barat sebagai kekuatan yang “ultrakonservatif” yang mengancam sifat toleran dari ajaran Islam di Mesir, serta membuat takut perempuan, Koptik, dan kelompok sekuler.
Tokoh Salafi, Emad Abdel Ghafour setelah lulus sebagai dokter pada tahun 1983, ia telah tinggal dan bekerja di Arab Saudi, Qatar, dan Turki. Meskipun ia sering pulang dan mengunjungi Mesir.
Setelah revolusi, Emat memimpin gerakan dikalangan Salafi, mengkonsolidasi serta membangun kesepakatan di antara para sarjana dan aktivis tentang perlunya partisipasi politik dari kelompok Salafi ‘. Emat menjadi memimpin para pendiri Partai Al Nour dan menjadi presiden pertama.
Al Jazeera Alaa Bayoumi diwawancarai Emad Abdel Ghafour di Kairo, tentang masa depan kebijakan luar negeri Mesir, krisis saat ini, agama, dan banyak isu lainnya yang sangat peka di Mesir.
Aljazeera : Bagaimana menurut anda masa depan kebijakan luar negeri Mesir?