Permasalahan ini juga terkait dengan teori psikososial Erik Erikson, yang menyoroti pentingnya tahapan perkembangan sepanjang hidup individu. Erikson menekankan bahwa pada masa remaja, konflik utama muncul antara identitas dan peran konfusi. Terlibat dalam tindak kriminal bisa menjadi gejala dari ketidakpastian identitas atau kesulitan menemukan peran positif dalam masyarakat.
Point penting dalam memahami diri sendiri, nilai-nilai, dan tujuan hidup juga mencerminkan konsep identitas yang ditegaskan oleh Erikson. Lingkungan yang tidak baik, sebagaimana disebutkan, dapat mempengaruhi perkembangan psikososial remaja dan memicu perilaku kriminal.
Data tersebut juga menunjukkan dampak psikologis yang signifikan, menciptakan tantangan dalam pencarian identitas dan dipengaruhi oleh lingkungan. Solusi yang disampaikan, seperti meningkatkan pendidikan, memberikan akses ke kegiatan positif, dukungan keluarga, dan sistem hukum yang bersifat mendidik, sejalan dengan upaya membantu remaja melewati konflik identitas dan mencegah keterlibatan lebih lanjut dalam kriminalitas.
Oleh karenanya kita sebagai kaum muda hendaknya kita melakukan introspeksi dan memperbaiki diri untuk membangun lingkungan dan masa depan yang lebih baik. Seperti kata-kata dari Mahatma Gandhi yakni "Hiduplah seolah-olah Anda akan mati besok. Belajarlah seolah-olah Anda hidup selamanya." Yang berarti mengajak untuk menghargai setiap momen dan bertindak dengan tekad dan juga mendorong semangat pembelajaran dan peningkatan diri yang berkelanjutan. Pesannya adalah untuk hidup dengan penuh kesadaran dan belajar tanpa henti.
Nama : Muhammad Farhan Al Akbar
NPM : 1512300019
Fakultas : Psikologi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H