Mohon tunggu...
Alfarabi Maulana
Alfarabi Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Asal Cirebon, tapi daerah Sunda. Nulis sana-sini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ini 5 Ide Segar Penyelenggaraan Ospek Virtual

16 September 2020   23:00 Diperbarui: 3 Oktober 2020   06:20 7569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswa melakukan kegiatan perkuliahan daring (Foto: Kompas.com/Jawahir Gustav Rizal)

Ospek itu apa?

Jika kamu buka aplikasi KBBI di gawai dan mengetik kata ospek di kolom pencarian, maka yang akan kamu dapat adalah penguraian bentuk ospek yang merupakan akronim atau singkatan. Makna secara literalnya adalah orientasi studi dan pengenalan kampus.

Secara praktis, ospek yang kita tahu bermakna sebuah kegiatan di mana kita bisa mengenal lingkungan kampus. Lingkungan yang dimaksud idelanya adalah seluruh komponen yang membentuk sebuah perguruan tinggi, mulai dari birokrasi/kepengurusan kampus, budaya tiap fakultas, sistem akademik, jumlah kelas, taman utama, kantin, tempat fotokopi, sampai calon istri (jika beruntung).

Intinya, ospek itu adalah sebuah ajang pertama untuk berkenalan dengan kampus. Tentunya kesan pertama dalam perkenalan itu cukup penting, karena akan memberikan kesan psikologis bagi maba (bukan mahasiswa baheula yak) yang mungkin akan memengaruhi kehidupannya di dalam kampus.

Jadi metode yang digunakan baiknya berupa kegiatan yang menyenangkan, komunikatif, informatif, dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Ospek yang punya sifat-sifat demikianlah yang ideal bagi saya. Oleh karena itu, saya berpikir bisa mencurahkan ospek seperti apa yang menurut saya menarik.

Semua yang membaca artikel ini harus sepakat dengan pengertian ospek yang saya sajikan. Jangan sekali-kali nyoba menulis komentar tidak setuju, karena saya hanya ingin berbagi metode ospek yang tentu saja kebanyakan belum melalui uji kehalalan--eh maksudnya uji keberhasilan.

Meskipun begitu, saya pikir ide tentang metode-metode ini akan bermanfaat sebagai ide kasar untuk memodifikasi kegiatan ospek yang kebanyakan seremoni dan formalitas titipan dari birokrasi. 

Selain itu artikel ini juga ditulis dengan maksud memberikan inspirasi para mahasiswa yang ketinggalan zaman dan salah kaprah tentang kegiatan ospek sehingga mencoba untuk balas dendam atas perpeloncoan yang mereka alami. 

Pada akhirnya, saya berharap kita semua bisa bekerja sama untuk saling mengingatkan serta memutus rantai kebencian tersebut dan membangun dunia ninja yang damai dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Konoha. Eh... 

Ilustrasi nggak modal seperti biasa. Sumber: dokpri.
Ilustrasi nggak modal seperti biasa. Sumber: dokpri.

Dengan kondisi corona ini, maka ide metode ospek yang saya sajikan, meskipun agak maksa karena nggak punya bahan buat nulis artikel, akan cocok dengan kondisi sistem yang saat ini harus serba virtual.

Baru nulis pembukaan saja, kolom yang ada di pojok kanan bawah sudah menunjukkan angka hampir 300-an kata. Sepertinya ini salah satu kelemahan artikel yang agak ngawur. Kalau begitu, berikut 5 ide segar metode ospek virtual, nomor lima bikin geleng-geleng.

1. Pengenalan lingkungan fisik kampus berbasis video film

Mengenal denah kampus adalah yang paling penting. Setidaknya saya tidak akan memaksa pembaca untuk setuju dengan hal ini. Tapi, coba kamu bayangkan kondisi di mana kamu kuliah di luar kota, tidak punya teman, dan kegiatan orientasi malah virtual. 

Sebagai seorang yang berasal dari kampung, saya--eh kamu maksudnya, tidak paham apa yang harus dilakukan ketika melewati mesin karcis tiket jika ada keperluan ke kampus.

Kamu juga belum mengetahui letak kantor, misal kantor akademik atau kantor jurusan, yang sedang dituju. Pak satpam yang bertugas juga ternyata OTG Covid, sehingga kamu tidak mau ketika datang ke kampus harus berinteraksi dengan satpam.

Solusi yang mudah adalah membuat sebuah video film yang menunjukkan teknis-teknis kecil bin ringan binti remeh yang sering dilupakan orang-orang terhormat. 

Produksi videonya sendiri, melihat kondisi perkembangan virus corona saat ini, dapat dibuat dengan prinsip satu untuk semua, alias satu video untuk semua orang.

Teknis lanjutan yang berisi konten bisa disesuaikan dengan keinginan, namun produksi video yang baik harus ditangani oleh tangan para ahli. Itulah yang harus diingat.

2. E-learning berbasis mabar (main bareng)

Sedikit nyeleneh, tapi menurut saya ini cukup menarik. Di kampus tempat saya belajar saat ini biasanya mengadakan kelas pembelajaran yang dipegang oleh tutor dari relawan mahasiswa. 

Pembelajaran tersebut biasanya diisi materi yang lebih condong bertujuan untuk memberikan sejenis bekal dan motivasi untuk para mahasiswa baru beradaptasi dengan lingkungan kampus.

Dengan kondisi PSBB sekarang, pembelajaran tersebut dapat dikonstruksi dengan menggunakan sistem games kecil seperti kuis dan tantangan. Ada beragam website penyedia layanan permainan seperti itu di internet. 

Kita bisa menggunakan layanan permainan itu dengan mendaftarkan diri sebagai anggota dan membuat konten permainan dengan materi motivasi yang ingin kita berikan.

Sistem mabar ini menurut saya sangat sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat menjadi media yang cocok dengan kaum muda milenial.

3. Simulasi perkuliahan via panggilan video

Simulasi melalui panggilan video dengan tutor sebagai dosen jadi-jadian juga bisa menjadi metode ospek virtual. Dengan melakukan simulasi perkuliahan, mahasiswa baru diharapkan dapat beradaptasi dengan baik dengan perbedaan kondisi belajar di sekolah menengah dan perguruan tinggi.

Simulasi yang dilakukan tidak perlu terlalu serius. Membagikan pengalaman menghadapi dosen yang bermacam-macam perbedaannya juga bisa menjadi kegiatan menarik bagi kedua pihak (tutor dan maba).

Kegiatan ini juga bisa diisi dengan hal lain, seperti karaoke bareng, saling mengikuti akun medsos, push rank (bagi menginstal permainannya), dan sebagainya. Tapi tetap diselingi dengan materi yang benar yak.

4. Tutorial menulis makalah yang baik dan benar

Hati saya begitu terluka ketika melihat teman yang belum mampu, atau lebih tepatnya belum mau serius, membuat makalah. Lebih jauh lagi, saya merasa kasihan jika mereka yang kuliah menggunakan uang orang tua tapi kuliahnya tidak serius, baik di ranah akademik maupun organisasi.

Untuk mencegah orang lain terluka seperti saya, maka harus ada bimbingan membuat makalah yang baik dan benar dari para kakak tingkat yang menjadi tutor. Tidak perlu terlalu mendalam. Setidaknya berikan saja dasar-dasarnya, seperti format yang biasa digunakan di kampus. 

Sisanya biarkan mereka cari sendiri. Karena tutor dibayar dengan pukulan rata. Tutor tidak bertanggung jawab penuh atas hasil dari ospeknya, tapi bukan berarti bebas untuk menyesatkan yak.

5. Nulis artikel di Kompasiana

Menulis adalah kegiatan yang menyenangkan bagi saya. Namun, tulisan yang tidak dibaca itu rasanya cukup menyedihkan. Salah satu platform menulis yang ramah pemula adalah Kompasiana.

Mengapa demikian? Karena lingkungan menulis di Kompasiana terasa ramah. Penulis-penulis profesional tidak jarang membaca artikel-artikel dari pemula seperti saya. 

Mereka juga terkadang memberikan apresiasi dan komentar yang baik dan sopan meskipun saya masih bau kencur. Ini yang mengindikasikan bahwa Kompasiana menjadi sebuah platform yang baik dan bisa menjaga kesetaraan penulis (dalam hal penayangan). 

Dengan mengabaikan kekurangan dan kelebihan tersebut, menulis menjadi terasa menyenangkan jika ada yang membaca dan memberikan apresiasi.

Perasaan tersebut adalah hal yang perlu diketahui oleh mahasiswa baru yang menjadi ujung tombak kemajuan bangsa. Dengan membawa rasa gembira tersebut, mahasiswa baru diharapkan tidak anti-menulis dan buta literasi. 

Dengan kata lain, kegiatan menulis yang menyenangkan seperti di Kompasiana, harus bisa direkonstruksi menjadi sebuah metode dan media ospek ataupun pembelajaran di kampus.

Sepertinya ini menjadi PR panjang bagi dunia pendidikan. Pendidikan yang baik harus pula memberikan lahan yang disebut kenyataan dalam metode dan media pembelajarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun