"Lha, pak Samsudin penginnya gitu. katanya biar aku jadi anak pintar."
"Yo wis..ning ojo lali . Besok kalo pulang bawa ATM. Ati-ati yo nang kota"
" ATM sing macet kuwi?"
" Hooh...itu isinya duit."
"Duit? Beres pon nanti, layanganmu beline pake ATM dari kota"
"Ya..ya...ati-ati ya"
.............................................................................................................................
Paruh waktu berlalu
..............
..............
Sebuah kendaraan berhenti di ujjung desa. Pintu mobil terbuka. Seorang Pemuda tegap keluar dari mobil, diikuti seorang laki-laki tua." Masih ingat tempat ini? Dulu disini ada anak kecil ketakutan sampai celananya basah, dan..." Kalimat si lelaki tua terpotong oleh gelak tawa si Si pemuda, " Ah ayah, jadi malu aku. Ayah tidak tahu permen yang ayah kasih ternyata semua hilang karena celanaku berlobang." si pemuda melanjutkan tawanya. Penasaran? tentunya iya karena ternyata pemuda tadi adalah Bejo Kumpul, dan si lelaki adalah pak Samsudin. Mereka kembali ke desa Randu Alas adalah untuk bernostalgia sekaligus menjenguk saudara yang ada di desa itu. Walaupun atas kebaikan pak Samsudin, kadang ibu dan keluarga Bejo Kumpul sekali waktu di bawa kekota untuk melepas kangen, tetapi namanya rindu desa kelahiran tetap ada. " Ayo ayah kita kerumah." Ajak Bejo sembari membukakan pintu mobil. Mobil pun meluncur.