Tidak ingin cari masalah, Poniran pun kembali ke lokasi  memancing ikan. Ketika di perjalanan pulang, di pinggir danau, ia bertemu dengan rekannya Sodikin (56 tahun). Poniran pun memberitahukan kepada Sodikin tentang adanya orang yang bermain-main dupa di pulo. Dengan santainya Sodikin menanggapi  Poniran, "Itu orang nyari nomor togel, saya yang mengantar pakai perahu."
Poniran tidak ingat tepatnya tahun berapa kejadian tersebut berlangsung. "Sekitar tahun 1993 atau 1994 lah, lagi maraknya nomor SDSB (Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah)," ujarnya. Namun sejak kejadian tersebut, dirinya tidak kaget lagi jika ada orang yang datang ke pulo untuk tujuan aneh-aneh.
Dahulu pada tahun 90-an keberadaan lotre dengan sebutan SDSB memang cukup marak. Banyak orang menyebutnya undian berhadiah ala orde baru.Â
Untuk mengikuti undian tersebut masyarakat hanya perlu membeli kupon SDSB yang dijual bebas. Didalam kupon tersebut terdapat nomer seri berisi tujuh angka yang diacak. Pengundian SDSB biasanya dilakukan tiap minggu di TVRI pukul 00.00.
Secara pribadi, Poniran belum pernah mengalami kejadian di luar nalar di pulau tersebut. Hanya satu yang ia takutkan saat mengunjungi pulo, yakni serangan ular. Beberapa kali memang sering ditemukan ular sanca di wilayah Danau Sunter.
Beberapa warga setempat menyebut pulo merupakan bekas lokasi berdirinya tiang pemancar Bandar Udara Internasional Kemayoran yanaktif sejak 1940. Jarak Danau Sunter dengan lokasi bekas Bandara Kemayoran memang tidak jauh yakni hanya 2,5 kilometer. Â Â
Kepala RT 22/RW 01 Sunter Jaya, Zainudin, mengatakan dahulu pulo di Danau Sunter 1 memang sering dijadikan lokasi bertapa oleh para pendatang. Sebagai kepala RT, Zainudin kerap didatangi orang-orang yang izin bertapa di sana. Mereka biasa datang sehabis magrib dan pulang pada subuh hari. Â
"Kata orang-orang yang bertapa di sana, katanya ada sesosok perempuan cantik yang sebagian tubuhnya berbentuk ular. Saya juga tidak pernah lihat," kata dia.
Zainudin mengatakan aktivitas bertapa di pulo banyak dilakukan para pendatang. Sedangkan masyarakat setempat lebih banyak melakukan kegiatan sewajarnya jika berkunjung ke pulo seperti bercocok tanam, dan memancing ikan.
Kini sudah jarang pendatang yang mengunjungi Danau Sunter untuk tujuan-tujuan mistis. Sebagian area danau buatan tersebut kini sudah ditata dan lampu penerangannya ditambah. Para pengunjung juga dimanjakan dengan pedestrian yang dilengkapi jalur sepeda. Meksipun begitu, air di Danau Sunter masih jauh dari kata jernih.
"Sekarang sudah enak, lebih terang, banyak orang berkunjung. Kalau dahulu kan gelap jadi kesannya seram saja," kata Zainudin.