A. PENDAHULUAN
  Isu sosial yang ada di Purworejo, khususnya kemiskinan ekstrem dan stunting, berpengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Daerah pedesaan di Purworejo menjadi wilayah yang paling terdampak, dengan minimnya akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis penyebab dan dampak dari masalah sosial tersebut serta menilai langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah setempat.
B. PEMBAHASAN
- Kemiskinan Ekstrem
 Kabupaten Purworejo saat ini masih dalam kategori daerah miskin ekstrem. Sesuai data yang ada di DPRD Provinsi Jawa Tengah, Purworejo ada diurutanke 31 dari 35 kabupaten/kota se Jawa Tengah yang masuk dalam zona merah ekstrem kemiskinan. Oleh karena itu Kabupaten Purworejo masih membutuhkan berbagai inovasi dalam pembangunannya agar bisa lepas dari kemiskinan. Purworejo menghadapi tingkat kemiskinan ekstrem yang cukup tinggi, terutama di pedesaan, yang disebabkan oleh keterbatasan akses terhadap sumber daya dasar, seperti pendidikan dan lapangan kerja.
Langkah-Langkah Pemerintah: - Pemerintah daerah memfokuskan upaya pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pelatihan keterampilan dan bantuan modal usaha bagi UMKM.
- Program beasiswa dan bantuan pendidikan juga disalurkan untuk anak-anak dari keluarga miskin, dengan harapan dapat membuka peluang bagi generasi mendatang.
- Stunting
 Angka stunting di Purworejo masih menjadi masalah serius. Penyebab utama masalah ini adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi yang baik dan kurangnya akses ke layanan kesehatan yang memadai. Sebagai pengendalian, juga melakukan pengukuran penimbangan serentak pada seluruh balita di Kabupaten Purworejo, yakni sebagai parameter kedua melalui aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
Penyebab Stunting di Purworejo:
- Kurangnya Akses ke Gizi Seimbang: Masyarakat di daerah terpencil sering kali sulit mengakses makanan bergizi, yang mengarah pada kekurangan gizi pada anak-anak, terutama dalam periode 1000 hari pertama kehidupan (mulai dari kehamilan hingga usia 2 tahun).
- Kurangnya Pengetahuan Gizi: Banyak ibu hamil dan keluarga yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang pola makan yang sehat, serta pentingnya pemberian ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI yang tepat untuk tumbuh kembang anak.
- Akses Kesehatan Terbatas: Di beberapa daerah pedesaan, fasilitas kesehatan yang memadai sangat terbatas, yang menghambat pemantauan perkembangan anak dan pencegahan stunting.
Langkah Penanganan:
- Melakukan kampanye edukasi kepada ibu hamil dan keluarga mengenai pentingnya gizi yang seimbang.
- Menyediakan layanan posyandu yang lebih intensif dan melibatkan kader kesehatan untuk menangani stunting secara dini.
Kemudian, untuk pendekatan sensitif dilakukan oleh dinas terkait, seperti memastikan bantuan sosial tepat sasaran dan tepat penggunaan oleh Dinsosdaldukb Purworejo, DPUPR Purworejo berusaha agar keluarga berisiko stunting tercukupi air bersihnya, Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan (DLHP) Purworejo mengkapanyekan pemenuhan protein hewani bagi balita dengan progam makan ikan (gemari), dan seterusnya. Dinas Perkimtan Purworejo juga ikut andil dalam penurunan stunting tersebut. Yaitu, pengurangan rumah tidak layak huni (RLTH) dengan memastikan adanya sanitasi yang baik.
Keterbatasan Infrastruktur
  Keterbatasan infrastruktur di Kabupaten Purworejo menjadi salah satu hambatan signifikan yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah. Beberapa masalah utama yang dihadapi antara lain:
Infrastruktur jalan yang buruk di banyak daerah pedesaan menghambat mobilitas masyarakat dan distribusi hasil pertanian. Ini juga berdampak pada akses ke pasar, serta layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan. Kualitas jalan yang rendah menyebabkan perjalanan menjadi lebih lama dan kurang efisien.
Di sektor pertanian, akses terbatas terhadap sistem irigasi yang baik menjadi masalah besar bagi petani. Hal ini mengancam hasil pertanian, yang mempengaruhi ketahanan pangan di daerah tersebut. Beberapa wilayah Purworejo masih bergantung pada sistem irigasi yang kurang memadai, mengurangi potensi hasil pertanian mereka.
Di daerah-daerah terpencil, fasilitas kesehatan dan pendidikan juga sangat terbatas. Hal ini menghambat warga, terutama anak-anak, untuk mendapatkan layanan yang berkualitas, dan meningkatkan kesenjangan sosial yang ada
Infrastruktur yang buruk, terutama di daerah pedesaan, menjadi penghalang bagi pertumbuhan ekonomi. Keterbatasan jalan, jembatan, dan irigasi menghambat distribusi barang dan hasil pertanian.
Solusi:
- Perbaikan dan Pengembangan Sistem Irigasi
Untuk mendukung sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung perekonomian di Purworejo, pengembangan sistem irigasi yang lebih efisien sangat penting. Proyek pembangunan irigasi baru dan renovasi saluran irigasi yang ada dapat meningkatkan ketahanan pangan dan hasil pertanian. Dukungan untuk teknologi pertanian dan pelatihan bagi petani juga diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan air dan meningkatkan hasil panen. - Peningkatan Infrastruktur Jalan dan Jembatan
Pemerintah daerah perlu fokus pada pembangunan dan perbaikan jalan serta jembatan di daerah terpencil. Program seperti pembangunan jalan sepanjang 200 km dan perbaikan jembatan yang menghubungkan desa-desa pedalaman akan sangat membantu memperlancar distribusi barang dan mobilitas masyarakat. Selain itu, infrastruktur yang lebih baik dapat membuka akses ke pasar dan layanan dasar, seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan.
- Perbaikan dan Pengembangan Sistem Irigasi
KESIMPULAN