Mohon tunggu...
Alfan El
Alfan El Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pandemic

Nyaris bahagia

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Kemampuan Lain

23 November 2022   18:11 Diperbarui: 23 November 2022   18:30 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Data Buku :
•Judul Buku : Blink : Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir
•Penulis : Malcolm Gladwell
•Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta
•Tahun Terbit : 11 Januari 2005
•Tebal Buku : vii + 316
•Ukuran Kertas : 14,7 x 21,0 cm
•Harga Buku : Rp.60.000,00
•Peresensi : Muhammad Alfan El F / 202210140311067 / 1B
       

Pepatah “don’t judge a book by its cover” atau jangan menilai sesuatu dari penampilan saja, pasti sudah sering anda dengar. Pepatah ini menganjurkan anda supaya mempelajari dengan detil sesuatu sebelum anda memberi penilaian. Kebanyakan orang setuju dengan pepatah ini. Namun tidak bagi Malcolm Gladwell.

Melalui karyanya yang berjudul Blink, dia menunjukan bahwa ada kalanya anda memang harus mempelajari dengan detil sesuatu, sebelum anda memberi penilaian atau mengambil keputusan. Tetapi ada kalanya juga justru harus menyaring informasi yang diperlukan sesedikit mungkin sebelum memberikan penilaian atau mengambil keputusan.

Awal pembahasan, penulis buku ini memberikan sebuah contoh yang sangat bagus, dengan informasi yang sedikit tetapi penting, bisa menghasilkan sebuah penilaian yang luar biasa. Cerita bermula dari museum yang hendak membeli sebuah patung yang sangat langka dan bersejarah. 

Beberapa pakar sejarah yang melihat sepintas patung tersebut merasa bahwa ada yang ganjil dengan patung tersebut. Akhirnya pihak museum melakukan penelitian yang sangat mendetail dan ditemukan bahwa patung tersebut ternyata palsu. Dari sini Malcolm Gladwell menjelaskan bagaimana dengan melihat sepintas saja bisa memberikan penilaian yang sama akuratnya dengan proses penelitian yang lama.

Mana yang lebih baik dalam menilai seseorang ketika wawancara kerja? Melakukan interview yang panjang atau melihat isi kamar calon pelamar kerja? Kebanyakan dari anda merasa melalui proses interview yang panjang, anda akan mengetahui seperti apa karakter si calon pelamar kerja. Tetapi Malcolm Gladwell kembali membuktikan, cukup hanya dengan mengambil sedikit informasi penting kita akan mengetahui seperti apa karakter orang lain dengan melihat isi kamarnya.

Ketika membaca buku ini, Anda akan menemukan begitu banyak kejutan-kejutan lainnya, karena anda akan menemukan berbagai hal yang bertentangan dengan anggapan Anda selama ini. Mungkin Anda pernah mendengar atau bisa jadi sering mendengar pentingnya berpikir di luar kerangka (think out of the box). Buku ini Akan membantu anda bagaimana cara untuk berpikir di luar kerangka.

Buku ini mengungkap satu lagi sisi ketajaman dan kekayaan pikiran manusia. Gladwell mempopulerkan parameter baru dalam perhitungan kecerdasan manusia, setelah IQ dan EQ yang sempat marak beberapa taun lalu, yaitu snap judgment (keputusan cepat). Memang mereka tidak bisa diletakkan dalam satu persamaan matematis, tapi justru itulah yang menunjukkan betapa luas dan korelatifnya alam pikiran sadar dan bawah sadar manusia.

Pada intinya, snap judgment  secara khusus akan dimiliki oleh 'pakar' dalam hal tertentu, yang karena pengalaman sekian lama dengan penghayatan tertentu, menjadi terlatih dalam mengolah informasi sesedikit mungkin thin slicing (irisan sebuah peristiwa) dalam menganalisis, mengenali, maupun memutuskan sesuatu. 

Dalam hal inilah, snap judgment berseberangan ruang dengan Intelligence Quotient (kecerdasan intelektual). Karena snap judgment diambil oleh pikiran bawah sadar manusia, diolah melalui data internal kita dalam suatu ruangan tertutup dimana kita tidak mampu menjelaskan dan menjabarkan prosesnya.

Dalam beberapa kasus, kita bahkan tidak menyadari telah mengambil snap judgment. Mungkin hanya tangan kita yang tiba-tiba berkeringat saat memegang suatu benda yang mungkin berbahaya, atau perasaan hangat yang mengalir ke dada saat bertemu calon pasangan kita untuk pertama kali.

Kebanyakan orang yang tidak mampu mendeskripsikan pola pikir mereka dalam hal ini, menyebutnya 'feeling', 'insting', 'firasat'.

Gladwell merunutkan proses ajaib ini dengan baik sekali dalam BLINK. Dan yang membuatnya tidak terbaca seperti textbook adalah pemaparan contoh kasus-kasusnya yang memuat wide variety of disciplines. 

Mulai dari pengenalan barang seni palsu oleh para pakar yang hanya membutuhkan waktu 2 detik, tanpa mereka sadari, sampai pengambilan keputusan intuitif dalam sebuah simulasi perang yang berhasil mengalahkan strategi dengan analisis canggih tim lawan.

Beberapa kasus menunjukkan pada kita bahwa penelitian dan uji data yang berlebihan seringkali malah mengaburkan kita dari kebenaran, karena kita kurang tau pasti faktor apa yang terpenting sementara fakta-fakta tidak penting lainnya dapat berakibat pada kesalahan. Sementara dari pengalaman, penghayatan dan rapid cognition (keputusan cepat), kita punya database dalam pikiran bawah sadar yang memberi kita jawaban melalui jalur lain.

Disisi lain, Gladwell juga memperlihatkan bahwa kita seringkali membuat snap judgment yang salah, karena banyaknya pemahaman umum dan teori di masyarakat yang sudah telanjur melekat di pikiran kita, terlepas dari benar-tidaknya asumsi tersebut. Judgment itulah yang berperan dalam pemilihan presiden AS tahun 1921. 

AS kemudian memiliki seorang presiden yang 'terpahat' sempurna di mata rakyatnya, namun sebenarnya tidak berkompeten menjadi presiden. Warren Harding.
 

Buku ini menyajikan sisi-sisi baik dan buruk dari snap judgment yang kita buat sehari-hari. Idenya sangat menarik dan memperkaya pikiran. Selain itu, kisah-kisahnya informatif dan variatif skali! Seperti didongeng. Semuanya membuktikan betapa besar pemikiran dan keputusan-keputusan kecil yang kita buat tiap harinya berdasarkan snap judgment itu.

Tidak selalu krusial, tapi seringkali berpengaruh pada tindakan dan langkah kita yang lebih besar selanjutnya, dan dapat membawa dampak pada aspek hidup orang lain di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun