Mohon tunggu...
Alfan Dharmawan
Alfan Dharmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Estimator

Saya adalah mahasiswa Universitas Semarang, mengambil mata kuliah Teknik Elektro Kelas Sore. Pekerjaan saya sebagai estimator yaitu sebuah pekerjaan dengan sebuah keahlian menghitung suatu kebutuhan untuk merancang/membangun sebuah bangunan maupun system. Dan bagi saya pekerjaan ini sangat menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peluang EBT dalam Sektor Pertanian dan Perikanan di Wilayah Pesisir dan Terpencil di Indoneisa

8 Oktober 2024   10:26 Diperbarui: 8 Oktober 2024   10:44 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi yang ramah lingkungan, Energi Baru Terbarukan (EBT) telah menjadi salah satu solusi utama dalam upaya global untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Di Indonesia, sektor pertanian dan perikanan merupakan sektor vital yang menopang kehidupan jutaan penduduk dan memiliki potensi besar untuk memanfaatkan EBT. Penggunaan EBT tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas di kedua sektor ini, membuka peluang baru yang menjanjikan bagi para pelaku usaha dan masyarakat luas.

Energi Baru Terbarukan (EBT) merujuk pada sumber energi yang berasal dari alam dan dapat diperbaharui secara berkelanjutan, seperti energi matahari, angin, air, biomassa dan panas bumi. Berbeda dengan energi fosil yang terbatas dan menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. EBT menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Teknologi EBT juga terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan energi dengan efisiensi yang lebih tinggi, menjadikannya alternatif yang semakin penting dalam berbagai sektor, termasuk pertanian dan perikanan.

Energi Baru Terbarukan (EBT) memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif dalam sektor pertanian dan perikanan di Indonesia. Penggunaan EBT di kedua sektor ini tidak hanya berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan, tetapi juga meningkatkan efisiensi dan produktivitas, terutama di daerah pedesaan dan pesisir. Berikut adalah beberapa peluang EBT yang dapat dimanfaatkan dalam sector pertanian dan perikanan :

  • Energi surya untuk pengairan pertanian

Salah satu aplikasi energi surya yang sudah mulai berkembang adalah penggunaan pompa air bertenaga surya. Teknologi ini sangat cocok untuk daerah pertanian yang belum terjangkau jaringan listrik konvensional. Dengan memanfaatkan panel surya, petani bisa mendapatkan pasokan air yang stabil untuk irigasi tanpa biaya operasional dalam jangka panjang.

  • Energi biomassa untuk pengolahan limbah pertanian dan peternakan

Sektor pertanian dan peternakan menghasilkan limbah organik dalam jumlah besar, seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran hewan. Limbah ini dapat diolah menjadi biogas atau bahan bakar hayati yang dapat digunakan untuk memasak, pengeringan hasil panen atau bahkan pembangkit listrik skala kecil. Penggunaan biomassa ini tidak hanya mengurangi limbah yang mencemari lingkungan, tetapi juga menyediakan energi terbarukan untuk kebutuhan operasional pertanian.

  • Energi surya untuk penyimpanan dingin di sektor perikanan

Di sektor perikanan, terutama di wilayah pesisir dan pulau terpencil, ketersediaan energi yang andal untuk penyimpanan ikan sering menjadi tantangan. Panel surya dapat digunakan untuk mengoperasikan system pendingin atau freezer, sehinga ikan yang ditangkap tetap segar lebih lama. Ini sangat penting untuk menjaga kualitas produk perikanan dan mengurangi kerugian pascapanen.

  • Energi hidro untuk penggerak mekanis di daerah terpencil

Di daerah pedesaan yang memiliki aliran sungai, mikrohidro bisa menjadi solusi energi yang efisien. Tenaga air skala kecil ini dapat digunakan untuk menjalankan mesin pertanian, seperti penggilingan padi atau pompa air, serta kebutuhan listrik harian masyarakat. Penggunaan mikrohidro di sektor pertanian dapat meningkatkan kemandirian energi di daerah teroencil tanpa bergantung pada bahan bakar fosil.

  • Energi angin di wilayah pesisir

Beberapa wilayah pesisir di Indonesia, terutama di daerah dengan angin yang stabil, memiliki potensi untuk memanfaatkan tenaga angin. Turbin angin kecil dapat digunakan untuk menggerakkan pompa air bagi tambak ikan atau kolam pertanian. Selain itu, tenaga angin juga bisa menjadi sumber energi listrik yang dapat mendukung operasional alat tangkap ikan atau peralatan lain yang diperlukan di sektor perikanan.

  • Energi panas bumi untuk pengeringan dan pemrosesan hasil pertanian

Di daerah yang memiliki potensi panas bumi, seperti dataran tinggi, energi panas bumi dapat dimanfaatkan untuk proses pengeringan hasil pertanian, seperti pengeringan gabah atau jagung. Teknologi ini lebih ramah lingkungan dibandingkan menggunakan bahan bakar fosil dan dapat membantu petani mengurangi ketergantungan pada energi konvensional yang mahal.

Penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam sektor pertanian dan perikanan membuka peluang yang sangat signifikan, baik dari segi keberlanjutan lingkungan, efisiensi energi, hingga peningkatan produktivitas. Dengan memanfaatkan sumber energi seperti tenaga surya, biomassa, tenaga air, angin dan panas bumi. Sektor-sektor vital ini bisa menjadi lebih mandiri secara energi, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan terpencil.

Di sektor perikanan, peluang EBT terletak pada penggunaan tenaga surya untuk penyimpanan alat pendingin ikan, tenaga angin untuk pengoperasian ala-alat tambak dan teknologi lainnya yang membantu menjaga mutu hasil tangkapan. Dengan energi terbarukan, nelayan dapat lebih mudah mengelola logistik dan memperpanjang umur simpan produk perikanan, sehingga mengurangi kerugian pascapanen dan memperbaiki distribusi.

Secara keseluruhan, penerapan EBT dalam kedua sektor ini tidak hanya mendukung efisiensi energi dan pengurangan biaya, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang terhadap keberlanjutan lingkungan, pemberdayaan masyarakat lokal, serta pencapaian ketahanan pangan dan energi nasional. Tantangannya kini terletak pada peningkatan investasi, edukai dan infrasutruktir yang mendukung adopsi luas teknologi EBT di wilayah pesisir dan terpencil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun