Mohon tunggu...
Alfajri Ridho pasaribu
Alfajri Ridho pasaribu Mohon Tunggu... Jurnalis - Berusaha meninggalkan jejak kehidupan walau itu hanya berbentuk tulisan

Bukan seorang penulis apalagi Novelis hanya saja Pejuang Pemikir | Pemikir Pejuang. Terus Berjuang & Terus Berpikir !

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setitik Kenangan Sisakan Rindu Mendalam

13 Februari 2020   18:15 Diperbarui: 15 Februari 2020   20:36 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Barisan kata di penghujung kisah Mengurungkan niatku merayumu kembali.bersama meyapa pagi, menceritakan pengalamanku yang diterpa buruknya hari.

Sungguh begitu singkat kisah yang penuh arti, dan kini Seakan hidup tak lagi bertujuan setelah kau hembuskan kata yang sangat meragukan "Jalani aja".

Hari-hari patah bersama rintik hujan
Waktu ke waktu ku terus berjalan
Menyusuri kehidupan tanpa kenyamanan.

Kenyataan mulai sedikit memilukan
bahkan lebih buruk dari penolakan.

kau adalah realita dalam khayalanku
Meski tak sepenuhnya menyerupai.
Enggan membawamu larut dalam romansa
Sebab kau terlalu indah untuk menanggung beban retorika.

Jangan, aku tak mau kau terjerumus dalam dinamika rindu.
Biar aku, memang sudah seharusnya aku berada di sana.
Ditusuk dan dicabik-cabik oleh segelintir kenangan.

Sudah tak usah terlalu dipikirkan
Karena ini hanya pernyataan si pecundang yang mencoba menarik perhatian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun