Mohon tunggu...
Alfajri Suzeno
Alfajri Suzeno Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascaserjana Magister Manajemen - Universitas Pembangunan Panca Budi (NPM : 2115300098)

Berkarya dibidang konstruksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sistem Informasi Manajemen di Era Ekonomi Digital

17 Juni 2022   10:06 Diperbarui: 17 Juni 2022   10:18 4005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

LATAR BELAKANG

Tidak dipungkiri, saat ini dunia global telah bertransformasi dan mengadopsi teknologi digital untuk mengubah layanan dan bisnis. Hal ini erat kaitannya dengan mudahnya sistem informasi dapat diakses oleh berbagai kalangan. Memanfaatkan kondisi ini secara cepat layanan dan bisnis juda mengganti proses manual menjadi teknologi digital.

Pelaku usaha pada era ekonomi digital ini juga dituntut untuk mampu mengikuti dan mengimbangi perubahan zaman dengan melakukan inovasi pada bisnisnya. Hal ini sangat diperlukan agar bisnis yang dijalankan tetap mampu bersaing atau bahkan mampu menjadi market leader.

Ekonomi digital dan sistem informasi manajemen merupakan dua hal berbeda namun erat kaitannya. Ekonomi digital yang baik pasti terintegrasi dengan sistem informasi manjemen yang baik pula. Seperti jembatan bagi ekonomi digital, sistem informasi manajemen diharapkan akan mampu memudahkan para pelaku bisnis untuk mengikuti perubahan era ini.

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Menurut Al Bahra Bin Ladja Mudin (2012) sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan. Sedangkan dalam bukunya Hanif Al Fatta (2010) sistem informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

Menurut Gordon B Davis (2012) sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu (integrated) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Moekijat (2009) sistem informasi manajemen adalah jaringan prosedur pengolah data oleh suatu organisasi dan disatukan apabila dipandang perlu dengan maksud memberikan data yang bersifat intern maupun data yang bersifat ekstern untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Secara garis besar menilik dari beberapa pendapat para ahli di atas bisa disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah beberapa komponen perangkat keras (hardware) komputer yang terintegrasi dengan perangkat lunak (software) dan berkaitan erat dengan berbagai data, prosedur atau pedoman yang tersimpan dengan baik dan dioperasikan oleh manusia (brainware). Sistem informasi manajemen secara sederhana juga dapat diartikan sebagai jaringan prosedur pengolahan data yang dikembangkan sedemikian rupa dalam sebuah organisasi dan bisnis yang berperan untuk memberikan informasi dan data kepada manajemen yang berguna untuk proses pengambilan keputusan.

2.2 Pengertian Ekonomi Digital

Ekonomi digital adalah serangkaian dari berbagai aktivitas ekonomi online yang terhubung setiap harinya. Koneksi ini menghubungkan individu, bisnis, data, perangkat dan proses. Tulang punggung dalam ekonomi digital adalah hiperkonektivitas yang berarti meningkatnya keterkaitan antar individu, organisasi dan mesin yang dihasilkan dari internet, teknologi seluler dan internet of things (IoT).

Istilah ekonomi digital (digital economy) dikenalkan oleh Don Tapscott di tahun 1995 lewat bukunya berjudul The Digital Economy: Promise and Peril in the Age of Networked Intelligence. Ekonomi digital adalah kegiatan ekonomi yang didasarkan pada teknologi digital internet. Ekonomi digital disebut juga dengan sebutan internet economy, web economy, digital-based economy, new economy knowledge, atau new economy.

Menurut Don Tapscott, ekonomi digital mempunyai 12 atribut sebagai berikut:

  • Knowledge

Di ekonomi digital, power of the knowledge diterjemahkan menjadi inovasi-inovasi unggul lewat kesempatan-kesempatan terbaru untuk menciptakan keunggulan kompetitif.

  • Digitization

Transaksi bisnis menggunakan digital technology dan digital information. Pelanggan-pelanggan sebagai digital customers menggunakan digital devices untuk melakukan transaksi dengan perusahaan-perusahaan penjual barang dan jasa sebagai digital enterprises.

  • Virtualization

Di ekonomi digital dimungkinkan untuk merubah barang fisik menjadi barang virtual. Modal intelektual dikonversikan menjadi modal digital.

  • Molecularization.

Di ekonomi digital, heavy organization di organisasi tradisional berubah menjadi light organization yang fleksibel, M-form organization (organisasi multidivisional) bergeser menjadi E-form organization atau ecosystem form organization yang mudah beradaptasi dengan lingkungan.

  • Internetworking

Menggunakan jaringan internet untuk membangun interkoneksi membentuk jaringan ekonomi.

  • Disintermediation

Tidak diperlukan lagi perantara, transaksi dapat dilakukan langsung peer-to-peer.

  • Convergence

Konvergensi komputasi, komunikasi, dan konten bersama-sama membentuk multimedia interaktif yang menjadi platform yang penting.

  • Innovation

Imaginasi dan kreativitas manusia merupakan sumber-sumber nilai utama membentuk innovation economy.

  • Prosumption

Di ekonomi lama aspek kunci adalah mass production, sedang di ekonomi digital adalah mass customization. Perbedaan antara produser dan kustomer menjadi kabur, setiap kustomer di information highway dapat juga menjadi produser.

  • Immediacy

Perbedaan waktu saat memesan barang dengan saat diproduksi dan dikirim menyusut secara drastis disebabkan kecepatan proses digital technology.

  • Globalization.

Menurut Peter Drucker "knowledge knows no boundaries." Tidak ada batas untuk transaksi global.

  • Discordance

Akan muncul jurang pemisah antara yang memahami teknologi dengan yang tidak memahami teknologi. Supaya dapat bertahan, semua pemain di ekonomi digital harus technologically literate yaitu mampu mengikuti technological shifts menuju interaksi dan integrasi dalam bentuk internetworked economy.

Sementara itu, konsep ekonomi digital menurut Zimmerman (Zimmerman : 2000), merupakan sebuah konsep yang sering digunakan untuk menjelaskan dampak global terhadap pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berdampak pada kondisi sosial-ekonomi. Konsep ini menjadi sebuah pandangan tentang interaksi antara perkembangan inovasi dan kemajuan teknologi yang berdampak pada ekonomi makro maupun mikro. Sektor yang dipengaruhi meliputi barang dan jasa saat pengembangan, produksi, penjualan atau suplainya tergantung kepada sejauh mana teknologi digital dapat menjangkau.

Dalam ekonomi digital, perusahaan menawarkan layanan mereka sesuai dengan layanan layanan tertentu yang sesuai dengan permintaan spesik tertentu atau penawaran khusus, penawaran telah dikarakterisasi sebagai penawaran pribadi dan individu atau pribadi (Bloch et al : 2006).

2.3 Kaitan Sistem Informasi Manajemen dan Ekonomi Digital

Era ekonomi digital, sebenarnya, sudah berlangsung mulai dari tahun 1980-an, dengan menggunakan personal computer (PC) dan internet sebagai teknologi kunci yang digunakan untuk esiensi bisnis. Penggunaan teknologi seperti PC dan internet ini pun menjadi awal dari perkembangan e-commerce atau perdagangan elektronik. Seiring dengan perkembangan teknologi, era old digital economy akhirnya memasuki era new digital economy, ditandai dengan adanya mobile technology, akses internet yang tidak terbatas, serta kehadiran teknologi cloud yang digunakan dalam proses ekonomi digital (Van Ark, Erumban, Corrado, & Levanon : 2016).

Pelaku bisnis diharapkan tidak lagi gagap dalam menjalankan bisnis di era digital. Setiap lini bisnis harus mampu menanggapi kompleksitas dan volatilitas akibat gempuran teknologi yang semakin masif.

Tak hanya bisnis industri besar, pasar tradisional saat ini pelan namun pasti bergerak masuk ke era digital. Bisa dibayangkan dahulu saat bertransaksi penjual dan pembeli harus bertemu, kini tidak perlu lagi. Hanya bermodalkan smartphone dan beberapa aplikasi digital mobile pelaku bisnis bisa dengan mudah untuk mempromosikan dan menjual hasil produksinya. Sudah kita saksikan saat ini betapa mudahnya konsumen untuk mendapatkan barang yang diinginkannya.

Terlebih lagi, memasuki era pandemi Covid 19 yang lalu. Lini bisnis yang lesu dituntut untuk aktif kreatif dan berinovasi, mencari cara agar bisnis tetap berjalan meski keterbatasan gerak sangat ketat dengan mengubah cara manual menjadi digital. Bagi pelaku bisnis yang sudah familiar dengan dunia digital penjualan online hal ini cukup mudah. Mereka hanya akan melanjutkan ritme usaha seperti yang sudah pernah dilalui sebelumnya.

Lalu disini, sistem informasi yang terintegrasi dengan baik merupakan jembatan bagi ekonomi digital. Tanpa sistem informasi perubahan ke era digital yang diharapkan oleh pelaku usaha tidak akan pernah terwujud.

Mengutip perkataan Bill Gates "Teknologi sistem informasi dan bisnis adalah dua faktor yang terjalin sangat erat. Saya tidak berpikir siapapun dapat berbicara salah satunya, tanpa membicarakan salah satu lainnya". Sudah jelas bukan, betapa sistem informasi telah menjadi bagian integral dalam menentukan sukses atau tidaknya sebuah bisnis. Itulah sebabnya mengapa seluruh sektor industri dituntut untuk memiliki divisi IT yang handal atau paling tidak pelaku bisnis mampu menggaet jasa outsourcing untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Memasuki era ekonomi digital, sistem informasi manajemen yang baik diharapkan mampu untuk memberikan berbagai manfaat seperti meningkatkan akurasi data, mempermudah koordinasi, mengingkatkan kualitas sumber daya manusia dan menekan biaya operasional.

Alasan lain mengapa sistem informasi sangat penting dan berpengaruh pada lini bisnis dan perkembangan ekonomi digital karena sistem informasi dapat membantu dalam berbagai aspek. Diantaranya meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis, sebagai pertimbangan manajemen untuk pengambilan keputusan, hingga dapat memperkuat posisi kompetitif pasar yang senantiasa berubah.

  

KESIMPULAN DAN SARAN

Perkembangan ekonomi digital Indonesia di masa mendatang akan semakin cepat, apalagi dengan dukungan kreator-kreator muda yang mendorong sharing economy. Para pelaku usaha diharapkan mampu menjadi aktif, dinamis dan inovatif di era ekonomi digital yang sedang gencar di Indonesia. Setiap lini usaha sudah harus mampu mentransformasikan sistem informasi manajemen sebagai jembatan hubung untuk menuju ekonomi digital yang baik. 

Pengaplikasian teknologi dalam bisnis membuat konsumen semakin terobsesi dengan kecepatan. Tanpa adanya sistem informasi yang memadai akan sulit bagi bisnis untuk berkembang dan menjadi sulit bagi manajemen untuk mengetahui informasi realtime dengan tingkat akurasi tinggi dan semakin sulit juga untuk mengambil keputusan.

Itulah mengapa sistem informasi di era ekonomi digital sangat erat kaitannya. Jika pelaku usaha ingin usaha semakin berkembang di era digital, maka gunakanlah sistem informasi manajemen dengan sebaik-baiknya. Menjadi pengusaha pintar melek sistem informasi di era serba digital memang menjadi acuan perkembangan ekonomi ke arah yang lebih baik.

 

DAFTAR PUSTAKA

Al-fatta Hanif, 2010. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi, Yogyakarta : Andi

Bloch, M., Pigneur, Y dan Sergev, A. 2006. On the road of electronic-d Commerce- A Business Value Framework, gaining competitive advan- tage and some research issues. Working paper University of Laussane, Laussane Swiss

Davis, Gordon B. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi

Hartono, Jogiyanto. 2016. "Menyambut Ekonomi Digital".

https://feb.ugm.ac.id/id/penelitian/artikel-dosen/2211-menyambut-ekonomi-digital, diakses pada 12 Juni 2022

Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptika dan IKP. 2019. Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia : Strategi dan Sektor Potensial.

Tapscott, Don. 1995. The digital economy : promise and peril in the age of networked intelligence. New York: McGraw-Hill. ISBN 0-07-063342-8

Van Ark, B., Erumban, A., Corrado, C., & Levanon, G. (2016). Navigating the new digital economy: driving digital growth and productivity from installation to deployment.

Zimmermann, Hans-Dieter. (2000), "Understanding the Digital Economy: Challengers for New Business Models". AMCIS 2000 Proceedings. Paper 402

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun