Mohon tunggu...
Fajar
Fajar Mohon Tunggu... wiraswasta -

orang biasa sedang belajar menulis apa saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sudahkah Anda Berterima-Kasih Saat Menyerahkan Zakat Fitrah?

28 Juli 2014   10:21 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:59 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa bulan penuh ampunan, Ramadhan, kembali berlalu. Pagi ini, kita telah memasuki bulan Syawal, merayakan hari kemenangan, Iedul Fitri. Seiring datangnya Iedul Fitri datang pula kewajiban membayar zakat fitrah bagi setiap muslim yang memenuhi syarat. Selain sebagai penyempurna iman dan islam, zakat fitrah juga menunjukkan rasa syukur kita yang menjalani ibadah puasa, atas nikmat ibadah puasa itu sendiri.


Saat ini tak sulit bagi kita untuk menunaikan kewajiban membayar zakat fitrah. Hampir semua masjid menyediakan diri menjadi panitia penerimaan zakat fitrah dan mendistribusikannya sesuai aturan. Begitu juga lembaga-lembaga amil yang siap menerima zakat fitrah sehingga kita tak perlu kesulitan mencari sendiri orang-orang yang berhak menjadi penerima zakat fitrah itu.


Sayangnya, mungkin karena pola pikir bahwa pemberi berstatus lebih dari yang diberi, seringkali kita melewatkan ucapan terima kasih bagi para pengumpul zakat fitrah itu. Tak jarang malah panitia pengumpul zakat fitrah itu yang menghaturkan berjuta-juta terima kasih atas kesediaan para pembayar zakat fitrah mengamanatkan kewajibannya lewat mereka. Dan kondisi ini sepertinya yang masih banyak terjadi di sekitar kita.

Padahal, dengan logika yang paling dasar pun, mestinya para pembayar zakat fitrah yang tertolong dengan keberadaan panitia pengumpulan zakat fitrah, bukan justru sebaliknya. Tanpa keberadaan mereka, bisa kita bayangkan kesulitan kita membagi zakat fitrah itu sendiri kepada mereka yang berhak. Terlebih lagi, pembagian zakat juga memiliki aturan-aturan yang tidak setiap orang paham. Belum lagi faktor keseimbangan distribusi menjadi lebih baik zakat fitrah itu dikelola dalam suatu kepanitiaan.


Dengan pertolongan sukarela para pengumpul zakat fitrah yang sangat memudahkan kita menunaikan kewajiban, ucapan terima kasih pun sebenarnya belum cukup untuk membayar kebaikan mereka. Padahal justru kita malah lebih sering melupakan ucapan terima kasih itu dan justru para pengumpul zakat fitrah yang mengucapkannya. Maka pola pikir kita yang harus diubah, bukan mereka yang membutuhkan kita tetapi kitalah yang sangat membutuhkan mereka saat kita menunaikan kewajiban tahunan itu.


Sebaliknya, para pengumpul zakat fitrah juga tak perlu menghamburkan terima kasih saat menerima penyerahan zakat fitrah. Cukup sampaikan doa seperti yang dituntunkan Nabi Muhammad SAW, sehingga semakin banyak pahala yang didapat karena mengikuti sunnahnya. Keberhasilan pengelolaan zakat fitrah itu rasanya bukan pada seberapa banyak beras yang dikelola tetapi lebih pada bagaimana beras itu dikumpulkan dan didistribusi benar-benar sesuai syariat agama.

Lalu, sudahkah kita berterima-kasih saat membayarkan zakat fitrah kita?


Salam


teriring ucapan taqobalallahu minna wa minkum

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun