Di Balik Kekalahan Big Mom | Telaah Cerita One Piece

Jagat fandom One Piece di seluruh dunia sedang digemparkan oleh kekalahan salah satu Yonkou yang bernama Big Mom atas dua orang kapten bajak laut dari Generasi Terburuk, Eustass 'Captain' Kid dan Trafalgar Law. Pertarungan hidup mati antara dua pihak tersebut berlangsung sengit di salah satu sudut pulau Onigashima hingga akhirnya keluarlah Kid dan Law sebagai pemenangnya.

Sejenak, mari kita lupakan segala keseruan yang kita rasakan dari pertarungan kedua pihak tersebut. Sekarang, mari kita coba telaah dan mengkaji apa yang sebenarnya terjadi hingga seorang bajak laut senior seperti Big Mom yang telah puluhan tahun berkuasa di lautan, bisa dikalahkan oleh para bajak laut muda yang baru beberapa tahun berlayar.

Sebelumnya, kita harus sepakat bahwa Big Mom adalah bajak laut yang sangat kuat dan tangguh. Sebagai gambaran kekuatannya, Big Mom yang bernama asli Charlotte Linlin pada saat masih anak-anak sudah berhasil mengalahkan dua pejuang raksasa Elbaf. Selain itu, kulitnya yang keras juga mampu menahan serangan fisik dari luar seperti tusukan pedang Brook dan bahkan bila dikombinasikan dengan bushoshoku haki bisa menahan serangan Gear Fourth Luffy.

Kekuatannya yang sangat gila dan di luar nalar tersebut membuatnya mampu berkuasa di lautan selama puluhan tahun dan bahkan sampai mendapatkan gelar Yonkou. Gelar tersebut membuat banyak orang gentar dan tidak mau berurusan dengan Big Mom. Namun, beberapa orang lain malah bersemangat menjatuhkan Big Mom, meskipun pada akhirnya harus merasakan kekalahan.

Gambaran Big Mom selama ini sebagai bajak laut yang sangat kuat dan hampir tidak tersentuh membuat sebagian fans berasumsi kalau pertarungan Big Mom vs Kid dan Law tidak akan rampung karena interupsi dari pihak ketiga atau bahkan dimenangkan oleh Big Mom, saking percayanya fans terhadap ketangguhan Big Mom.

Namun, seperti yang kita lihat di chapter 1040, ketangguhan Big Mom akhirnya berhasil dikalahkan oleh duet Kid dan Law. Banyak pendapat sana-sini tentang penyebab kekalahan Big Mom, diantaranya yang sekaligus saya amini adalah karena arogansi. Ya, Big Mom kalah karena arogansinya sendiri.

Pengalaman, kekuasaan serta gelar yang didapat selama puluhan tahun rupanya telah menyebabkan Big Mom menjadi sombong. Akibatnya, dia melupakan fakta bahwa yang dihadapinya adalah dua orang kapten bajak laut tangguh yang serius ingin menjatuhkan Yonkou. Big Mom menganggap enteng dua kapten bajak laut ini dan tidak bertarung serius sampai akhirnya terlambat.

Bukti Big Mom tidak serius ada ketika beberapa kali Big Mom menerima serangan mereka secara mentah-mentah, seakan serangan tersebut tidak berarti apa-apa pada tubuhnya. Padahal, bagaimanapun serangan tersebut dikeluarkan oleh dua orang kapten pengguna kekuatan buah iblis yang sudah awakening. Apalagi salah satu dari mereka, Trafalgar Law mampu melancarkan serangan ke organ dalam.

Kesombongan Big Mom juga membuatnya tidak sadar bahwa usianya sudah tua dan barangkali sudah tidak prima. Perlu diketahui bahwa Big Mom saat ini berusia sekitar 68 tahun, usia dimana seorang wanita paruh baya sebaiknya bersantai dan menikmati uang pensiunan. Sedangkan usia Kid (23) dan Law (26) yang masih muda tentu mempunyai fisik yang lebih prima dan mental yang gigih bila dibandingkan dengan nenek-nenek.

Kekalahan karakter kuat akibat arogansinya sendiri sudah pernah terjadi dalam cerita One Piece. Masih ingat Crocodile? Dia adalah salah satu karakter yang dikalahkan oleh arogansinya sendiri. Bagaimana tidak? Crocodile sebagai pengguna buah iblis bertipe logia yang 'tidak tersentuh' bisa dikalahkan oleh Luffy yang kala itu masih seorang bajak laut rookie dan bahkan belum menguasai haki.

Baik Big Mom dan Crocodile, keduanya sama-sama dikalahkan oleh kombinasi arogansi masing-masing ditambah kegigihan lawannya yang tidak mau kalah serta siap bertempur habis-habisan. Terlepas dari kebutuhan plot cerita, Big Mom dan Crocodile sama-sama berkesempatan membunuh lawannya saat pertama kali bertemu.

Tentu ada banyak sekali hal yang dapat dipelajari dari pertarungan ini. Pertama, jangan menganggap remeh lawan/kompetitor dan merasa di atas angin. Kedua, kegigihan, kemampuan dan kerja sama dapat mengalahkan segala hal, bahkan seorang kaisar lautan sekalipun.