Gelombang kopi ketiga ini membawa banyak pengaruh, salah satunya adalah munculnya banyak rumah sangrai yang dikelola secara indie. Selain itu, gelombang kopi ketiga ini membawa apresiasi terhadap kopi dan para pegiatnya menuju ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Kopi seakan benar-benar menjadi bintang utama dalam gelombang ini.
Gelombang kopi ketiga ini juga tidak luput dari kritik. Gelombang kopi ketiga ini di satu sisi memang sangat mengapresiasi kopi, tapi di sisi lain juga sangat reaktif terhadap rasa kopi yang buruk.Â
Penyajian kopi yang tidak sesuai dengan tren juga kerap kali menjadi sasaran kritik orang-orang. Orang-orang yang gemar melakukan kritik sana-sini mempunyai banyak julukan, dari mulai pendekar sampai coffee snob.
Kalau menurut penulis, yang mengawali ketertarikan terhadap kopi dari kopi instan, semua gelombang kopi ini memiliki masanya masing-masing. Namun yang pasti, kopi beserta segala kenikmatan yang ada padanya telah berhasil menjadi sumber kehidupan, atau paling tidak, menjadi sumber kebahagiaan banyak orang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H