Mohon tunggu...
Alfa Anisa
Alfa Anisa Mohon Tunggu... Editor - Penulis Blitar

Saat sedang sendirian, lebih suka menikmati waktu untuk berimajinasi, melamun dan menyendiri.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita Ibu dan Lebaran Menjadi Ibu: Pada Akhirnya Nanti Kita Akan Sendiri

6 Mei 2023   07:01 Diperbarui: 6 Mei 2023   13:30 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Yang berbeda dari lebaran tahun ini adalah aku menjadi sosok ibu bagi putri kecil yang masih berusia 3 bulan, serta cerita tentang kesendirian ibu di masa senja,"

Mungkin cerita lebaran tahun ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yang berbeda hanya bertambahnya anggota baru di keluarga. Lebaran bagiku adalah momen yang selalu dinanti ketika semua keponakan yang berjumlah sekitar 10 orang berkumpul di rumah ibu. 

Momen ini jarang ditemui jika di hari-hari biasa, karena beberapa keponakan ada yang sedang menempuh pendidikan di pesantren jadi sewaktu-waktu ada acara, tidak bisa berkumpul dengan keluarga besar.

Suasana saat silaturahmi di rumah tetangga. Dokpri
Suasana saat silaturahmi di rumah tetangga. Dokpri

Selain momen berkumpulnya keluarga besar, aku juga bertemu teman-teman lama yang berada di kampung halaman. Mereka tampak jauh berbeda karena sebagian besar sudah menikah dan punya anak. 

Aku jadi teringat ketika SD masih sering bermain bersama tiap hari; entah main kasti, mencari jamur di kebun, mencari cumi atau bermain air di sungai, atau hanya sekadar pergi ke kuburan buat manjat jambu mete.

Namun, cerita lebaran 2023 lebih banyak tentang belajar menjadi sosok ibu baru bagi Nismara yang tahun ini jadi IdulFitri pertama dalam kehidupannya. Cerita lainnya tentang ibuku yang mulai merasakan arti kesendiran selepas ditinggal bapak tiada, kesendirian yang dimaknai sebagai jalan sunyi menuju-Nya.

MENJADI IBU, BERIBADAH SEPANJANG WAKTU

Dokpri
Dokpri

"Lebaran tahun ini aku menjadi seorang ibu, yang berarti hidupku berubah dan menyiapkan diri untuk beribadah sepanjang waktu."

Aku menyadari bahwa lebaran tahun ini akan lebih banyak dihabiskan di rumah. Ada putri kecil yang belum bisa diajak pergi jauh, mungkin hanya di rumah orang tua dan mertua, serta kerabat yang berada di sekeliling rumah.

Semenjak jadi ibu, aku tak ingin menjadi orang yang egois dengan mengajak Nismara keliling bersilaturahmi, walaupun beberapa teman yang memiliki bayi berusia sama sudah mengajak anaknya silaturahmi ke beberapa kerabat jauh. 

Meskipun sebenarnya lebaran jadi momentum yang tepat untuk meminta maaf dan mengenal sanak saudara, tapi aku hanya ingin menjaga kesehatan di awal pertumbuhannya

Jauh berbeda dengan lebaran tahun lalu yang hidup satu rumah hanya berdua bersama suami. Mulai dari IdulFitri hari pertama hingga keempat berkeliling untuk bersilaturahmi ke kerabat, teman, kenalan, dan entah siapa lagi yang sekiranya saat itu mau didatangi. Dan pada hari kelima baru bisa merasakan istirahat di rumah meskipun sambil bekerja.

Dan tahun ini jadi cerita lebaran yang berbeda karena memiliki peran baru sebagai sosok ibu yang harus belajar banyak hal, seperti menemani putri kecil dalam masa proses tumbuh kembang, merawat tak hanya secara lahir saja tetapi juga secara batin, dan aku baru memahami bahwa menjadi ibu harus bersiap untuk beribadah sepanjang waktu.

Kukira menjadi ibu itu persoalan mudah, merawat seorang anak yang tidak ada kurikulumnya seperti halnya di sekolah. Tapi ternyata, menjadi ibu adalah persoalan bagaimana cara menjaga amanah yang dititipkan oleh Gusti Allah dengan sebaik mungkin. 

Bahkan terkadang aku baru menyadari ada hari dimana bukan anak yang belajar dari ibu, tapi seorang ibu yang belajar banyak hal dari anak, mulai dari belajar kesabaran, ketenangan, dan seputar mengelola emosi.

CERITA DENGAN IBU: PADA AKHIRNYA NANTI KITA AKAN SENDIRI

dokumen pribadi
dokumen pribadi

"Untuk ibuku, meski pada akhirnya nanti kita akan sendiri. Percayalah aku akan selalu berdoa dan berusaha berbuat baik yang kutujukan hanya untukmu, seperti pesan-pesanmu yang selalu kauceritakan sepanjang waktu,"

Cerita lebaran berlanjut pada hari ke-empat, seperti halnya rutinitas pada hari raya IdulFitri di tahun sebelumnya, semua saudara sepakat untuk silaturahmi ke rumah kerabat jauh pada hari Selasa. 

Aku memilih di rumah karena masih memiliki bayi, sambil menemani ibu yang sendirian menerima tamu yang terus berdatangan.

Pada siang hari ketika tak ada tamu, aku dan ibu bercerita tentang apapun mulai dari Ramadan tahun ini ibu bisa berkeliling masjid untuk i'tikaf serta ikut pengajian rutin, bercerita  banyaknya pesanan kerupuk sambal padahal lebaran tahun lalu pesanan hanya untuk keripik pare, hingga mendadak cerita berakhir tentang sejatinya manusia adalah sendiri.

Pada akhirnya nanti kita akan sendiri, tanpa ditemani sanak saudara, orang tua, anak, cucu, suami istri untuk mencari jalan menuju Illahi," kataku tiba-tiba sambil menyeruput minuman rasa nanas di meja ruang tamu.

Saat itu aku hanya merasa kasihan ketika sore hari pada lebaran hari pertama, ibu akan kembali menjalani hidup sendiri di kampung halaman karena anak dan cucu kembali ke rumah masing-masing. 

Meskipun di hari biasa, ibu ditemani dengan tiga keponakan serta rumah saudara laki-lakiku yang berada di belakang rumah ibu, tapi ada sedikit kesedihan yang tumbuh di hati karena tak bisa sepenuhnya menemani di masa senjanya.

Sejak bapak telah tiada, ibu mulai belajar mengakrabi kesendirian dan kesunyian. Seolah waktu yang dimiliki kini hanya untuk mengabdi dan mencari jalan ridho Illahi," kata ibu sambil menatap jalanan yang sepi. Setelah itu kami terdiam lama, sibuk dengan pikiran masing-masing.

Itulah cerita lebaranku tahun ini seputar tentang aku dan ibu. Aku yang harus belajar banyak dengan ibu perihal kehidupan, semoga  senantiasa diberikan ketabahan dan panjang umur yang barokah agar bisa membimbingku, Bu. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun