Meskipun masih tinggal di kota kecil, namun ternyata kampung halaman di desa menjadi rumah pulang yang paling dirindukan. Suara jangkrik tiap malam yang berebut dengan bisingnya tonggeret atau kumpulan katak adalah salah satu yang dinantikan tiap pulang.Â
Tak ada bising kendaraan, yang ada hanyalah kesunyian yang menyatu dengan alam. Gemerisik daun-daun bergesekan dengan gelombang angin, suara bisikan daun-daun tua berjatuhan mengenai ranting kayu yang telah lapuk, hingga kicau burung-burung selalu terdengar berputar-putar di sekeliling rumah.Â
Jika ditulis apa yang paling dirindukan dari kampung halaman, mungkin tidak ada habisnya. Terlebih lagi aku baru merasakan arti dan makna kampung halaman sejak pindah rumah di kota. Banyak perbedaan yang membuatku memutuskan setiap seminggu sekali pulang kampung.Â
Selain emak yang jadi alasan pertama paling dirindukan dari kampung halaman, suasana dan kesunyian jadi alasan kedua yang selalu  membuatku ingin pulang. Untung saja jarak antara kampung halaman dan rumahku di tepi kota hanya 4 km, jadi sewaktu-waku bisa kembali.Â
Sama-sama bernama Blitar, tapi berbeda wilayah administratif. Antara kota dan kabupaten, namun perbedaan jelas sekali kurasakan.Â
Kalau kamu, apa sih yang paling dirindukan. Yuk saling cerita. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H