"Aku iri sama Mbak Nah, meskipun orang kaya tapi dia tahu cara menggunakan hartanya untuk kebaikan," kata emak mulai menceritakan sosok Mbak Nah.
Mbak Nah merupakan seorang PNS yang mungkin jabatannya sudah tinggi di suatu instansi, begitu pula suaminya. Namun, ia dikenal sangat dermawan, seolah hartanya terus berputar untuk bersedekah, mulai buka puasa, sedekah tiap subuh, dan entah masih banyak lagi.
"Mbak Nah itu sedekahnya dimana-mana, Ya Allah kok ya baik banget," kata emak memuji kebaikan Mbak Nah.
Aku sempat terdiam sebentar, mengingat sosok Mbak Nah yang keduanya selalu kompak dalam kebaikan. Termasuk mendirikan majelis sholawat barzanji untuk satu kampung. Tanpa emak dan Mbak Nah, mungkin majelis sholawat itu tak akan ada hingga sekarang.
"Sebenarnya Mbak Nah itu terinspirasi untuk bersedekah dari njenengan, Lo, Mak," kataku yang membuatnya sedikit terkejut.
"Halah, ya nggak mungkin to," sanggah emak tak percaya.
"Mbak Nah barangkali malah berpikir sebaliknya, Mak. Walaupun secara ekonomi termasuk kurang mampu, tapi emak sering bersedekah, makanya ia jadi terinspirasi," kataku."
Tak hanya bersedekah di bulan puasa, emak juga terkadang bercerita bahwa sering bersedekah diam-diam dengan membagikan sayuran hasil panen di sawah kepada orang-orang saat akan berangkat sholat subuh di masjid.Â
Ah, Mak. Semoga senantiasa menginspirasi banyak orang, termasuk anakmu yang bungsu ini. Karena darimu aku belajar banyak hal tentang kebaikan, kehidupan, dan makna dari rasa syukur kepada Tuhan.Â
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H