"Kenapa warung ini ramai laki-laki, ya?" Tanyaku kepada mas, sambil duduk di kursi panjang dekat pintu masuk, menunggu pesanan lauk selesai digoreng.Â
"Karena murah, dan nasi bisa ambil sesukanya, itulah yang disukai lelaki kalau harus ngumpul sama lelaki," jawabnya yang membuatku terdiam.Â
Aku mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan dan berhenti pada sosok dua orang bapak-bapak yang berjaket ojek online sibuk menatap layar ponselnya.Â
Keduanya terlihat saling mengobrol, sambil sesekali menyeruput kopi hitam dan menyulut rokok di tangan kanannya.Â
Sontak aku malah berpikir tentang keluarganya. Saat sahur yang harusnya bisa menemani keluarga di rumah, tetapi mereka harus tetap berjuang mencari nafkah untuk bertahan hidup.Â
Dari pikiran itulah membuatku tersadar bahwa aku harus lebih banyak bersyukur, bahwa di bulan Ramadan masih bisa bersama keluarga dalam menjalankan ibadah puasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H