Mohon tunggu...
Naufal Alfarras
Naufal Alfarras Mohon Tunggu... Freelancer - leiden is lijden

Blogger. Jurnalis. Penulis. Pesilat. Upaya dalam menghadapi dinamika global di era digitalisasi serta membawa perubahan melalui tulisan. Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. "Dinamika Global dalam Menghadapi Era Digitalisasi" Ig: @naufallfarras

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Domain .id yang Belum Mencerminkan Identitas Indonesia

9 Agustus 2019   14:40 Diperbarui: 11 Agustus 2019   15:02 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Beragam Domain (Sumber: idwebhost.com)

Domain menurut KBBI berarti wilayah, daerah, atau ranah. Domain merupakan nama yang diberikan untuk mengidentifikasi sebuah jaringan tanpa menggunakan Internet Protokol (IP).

Domain juga sebagai salah satu bagian penting dalam sebuah website yang berfungsi untuk mencari tahu alamat sehingga memudahkan pengguna dalam mencari informasi yang diinginkan.

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) menyebutkan bahwa pengguna domain .id hingga hari ini masih sangat rendah mengingat jumlah populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 260 juta jiwa.

Padahal, domain .id dianggap unik lantaran lekat dengan kata idea dan identity. Keunikan ini sejajar dengan domain dunia seperti .tv (Tuvalu) dan .me (Montenegro).

Sebagai informasi, negara Tuvalu merupakan negara kepulauan yang berada di antara Hawaii dan Australia. Jumlah penduduk di Tuvalu hanya sekitar 11,3 ribu jiwa, namun pengguna domain .tv mencapai 800 ribu pengguna.

Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia merupakan contoh negara yang sukses dalam penggunaan domain lokal dengan rasio yang lebih baik ketimbang Indonesia.

Dengan jumlah penduduk sebanyak 5,5 juta jiwa, pengguna domain lokal .sg mampu mencapai 118 ribu. Sedangkan Malaysia dengan penduduk sebanyak 32 juta jiwa, pengguna domain lokal .my mencapai 360 ribu.

Ragam Upaya Meningkatkan Domain .id

Pada tahun 2017 lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) telah menggagas program Satu Juta Nama Domain .id yang diberikan secara gratis kepada pelaku UMKM maupun komunitas lokal lainnya.

Sayangnya, upaya tersebut belum dapat menarik minta masyarakat dalam meningkatkan jumlah pengguna domain .id karena hanya mencapai 50 ribu pengguna saja.

Di tahun yang sama, Pandi juga menghapuskan kewajiban untuk mengunggah dokumen pendaftaran berupa KTP atau dokumen identitas lainnya. Hal ini disebabkan banyak pengguna yang mengaku 'malas' untuk mengunggah dokumen terkait.

Semestinya pendaftaran nama domain .id menjadi lebih mudah dan cepat setelah penghapusan ini. Meski demikian, Pandi tetap melakukan verifikasi pengguna melalui beberapa cara yang lain.

Luas wilayah Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dalam meningkatkan penggunaan domain .id. Diperlukan kerjasama serta koordinasi yang baik antar instansi pemerintahan dalam mewujudkan hal ini.

Kemkominfo menyatakan siap mendukung rencana ekspansi ke pasar manca negara penggunaan nama domain .id sebagai country code Top Level Domain (ccTLD) milik Indonesia.

Salah satu bentuk dukungan Kemkominfo adalah dengan merevisi poin pada Peraturan Menteri Kominfo Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain.

Sebelumnya, Pandi hanya dapat melakukan kerjasama dengan registrar yang berbadan hukum Indonesia saja. Setelah direvisi, Pandi kini dapat melakukan kerja sama dengan registrar asing.

Tak hanya itu, Pandi juga dapat menyediakan situs khusus yang ditujukan kepada yang berminat mengadopsi nama domain .id yang kelak akan memuat konten berkaitan dengan aktivitas pemasaran Pandi di luar negeri.

Pandi pun diharapkan dapat bergerak leluasa untuk mengembangkan pasar di luar negeri setelah memperoleh dukungan seperti yang telah dilakukan Kemkominfo tersebut.

Pandi mencatat bahwa ekspansi penggunaan domain .id ke luar negeri dinilai masih rendah. Hingga kuartal kedua tahun 2019, pengguna domain .id baru mencapai 318.090 pengguna.

Sekitar 95 persen pengguna tersebut berasal dari dalam negeri, sementara sisanya berada di luar negeri. Jumlah ini dibilang sangat kecil jika dibandingkan dengan domain dunia seperti .co, .tv, hingga .com yang mencapai ratusan juta pengguna.

Pandi memasang target sebanyak 800 ribu nama domain .id terdaftar pada registrat mereka yang mencakup pasar domestik maupun internasional di akhir tahun ini.

Kurangnya edukasi kepada masyarakat menjadi penyebab mengapa domain .id tidak mengalami perubahan yang signifikan sejauh ini. Keluhan lainnya juga datang dari mekanisme pendaftaran domain .id yang dirasa 'mempersulit'.

Masyarakat Indonesia kurang menyukai domain berakhiran .id tersebut. Padahal, sebagai bangsa Indonesia semestinya bangga karena mencerminkan identitas bangsa Indonesia.

Perusahaan maupun instansi dalam negeri yang menggunakan domain .id secara tidak langsung menegaskan bahwa mereka memang berada di Indonesia.

Masyarakat global yang berkeinginan mencari informasi yang berasal dari Indonesia, maka domain .id menjadi pilihan utama. Penggunaan domain .id merupakan salah satu upaya sebagai bangsa Indonesia menunjukkan jiwa nasionalisme.

Bogor, 9 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun