Mohon tunggu...
Naufal Alfarras
Naufal Alfarras Mohon Tunggu... Freelancer - leiden is lijden

Blogger. Jurnalis. Penulis. Pesilat. Upaya dalam menghadapi dinamika global di era digitalisasi serta membawa perubahan melalui tulisan. Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. "Dinamika Global dalam Menghadapi Era Digitalisasi" Ig: @naufallfarras

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mobil Listrik Kian 'Menjauh' Akibat Blackout

7 Agustus 2019   16:50 Diperbarui: 7 Agustus 2019   16:55 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Blackout atau pemadaman listrik secara massal yang menimpa wilayah Jakarta, Jawa Barat, hingga Jawa Tengah kemarin menyisakan evaluasi yang mesti segera dibenahi oleh semua pihak.

Salah satunya adalah penerapan kendaraan listrik murni. Pemadaman listrik yang terjadi tentu menjadi hambatan dalam menentukan bagaimana kelanjutan cerita dari kendaraan ini.

Sesuai dengan sebutannya, mobil listrik sangat bergantung pada energi listrik. Tanpa aliran listrik yang cukup, baterai mobil tidak dapat diisi ulang sehingga mobil pun tidak dapat beroperasi.

Sebenarnya tanpa kehadiran kendaraan listrik, kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia terhadap listrik dalam negeri sudah sangat tinggi. Apabila mobil listrik beroperasi, maka kebutuhan listrik tentu semakin meningkat.

Pasokan listrik yang belum stabil akan menimbulkan keraguan semua pihak apabila mobil listrik melaju di jalan raya. Indonesia pun dinilai belum siap menggunakan transportasi mobil listrik secara murni.

Meski demikian, solusi terbaik untuk saat ini salah satunya terlebih dahulu menerapkan penggunaan kendaran berteknologi hybrid sebelum kendaraan listrik murni.

Mobil hybrid mampu memanfaatkan dua sumber energi penggerak, yakni mesin konvensional yang menggunakan bahan bakar minyak dan motor listrik.

Sistem kerja pada mobil hybrid lebih memungkinkan untuk saat ini apabila melaju di jalanan umum daripada tetap mengambil risiko dalam menerapkan mobil listrik.

Intinya, jika salah satu sumber penggerak bermasalah maka sumber penggerak lainnya secara otomatis akan beroperasi sehingga mobil tetap melaju tanpa gangguan.

Selain itu, teknologi hybrid lebih irit bahan bakar daripada mobil konvensional. Teknologi ini juga memiliki peran dalam mengurangi tingkat polusi udara karena rendah emisi gas buang.

Kementerian Perindustrian bersama dengan enam universitas pernah melakukan kajian mengenai kelayakan infrastruktur dan kondisi listrik di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun