Mohon tunggu...
Naufal Alfarras
Naufal Alfarras Mohon Tunggu... Freelancer - leiden is lijden

Blogger. Jurnalis. Penulis. Pesilat. Upaya dalam menghadapi dinamika global di era digitalisasi serta membawa perubahan melalui tulisan. Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. "Dinamika Global dalam Menghadapi Era Digitalisasi" Ig: @naufallfarras

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Dihujani Komentar Negatif, Akankah Google Terus Eksis?

20 Juli 2019   14:46 Diperbarui: 20 Juli 2019   14:53 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada November tahun lalu Rusia pernah meminta agar Google melakukan sensor terhadap hasil pencarian di dunia maya. Akan tetapi Google dianggap tidak mampu memenuhi permintaan sensor dan dijatuhi denda sebesar 105 juta rupiah.

Salah seorang karyawan Google mengklaim perusahaannya sudah berupaya mematuhi persyaratan yang ditentukan Rusia dengan menghapus sekitar 70 persen situs dari hasil pencarian yang dikutip dari The Moscow Times.

Penelitian yang dilakukan oleh UC Berkeley, University of Calgary, dan IMDEA Networks Institute yang sebelumnya telah melakukan uji coba sebanyak 88 ribu aplikasi Android, mengungkapkan sebagian aplikasi melakukan aktivitas secara ilegal.

Aplikasi Android tersebut melakukan pelacakan dengan menggunakan saluran rahasia dengan atau tanpa izin dari pengguna. Aplikasi ini dapat membobol izin sistem Android untuk memperoleh informasi yang semestinya dilarang.

Pelacakan yang dilakukan mampu memperoleh alamat, lokasi, serta IMEI ponsel tanpa persetujuan. Sehingga hal ini mengancam privasi pengguna dan menimbulkan masalah hukum dan etika.

Tuduhan negatif yang kerap dilontarkan membuat Google harus bergerak cepat dalam menjaga reputasi sebagai mesin pencarian nomor satu di dunia meski sebagian besar tuduhan tersebut tidak memiliki bukti yang konkret.

Dikutip dari Phone Arena, perusahaan Avast yang bergerak di bidang keamanan siber menyatakan bahwa Google sudah mencabut izin operasi sebanyak tujuh stalkerware atau aplikasi mata-mata.

Aplikasi stalkerware mampu memantau SMS, riwayat panggilan, lokasi, serta mengumpulkan daftar kontak sasaran. Ini dilakukan agar pengguna dapat mengawasi orang lain seperti mengawasi bawahan atau pegawainya.

Stalkerware disebut telah diunduh dan diinstal lebih dari 130 ribu kali. Selain itu, seluruh aplikasi tersebut diduga memiliki basis di Rusia dan berfungsi untuk memantau dan mengawasi sasarannya.

Ketujuh aplikasi itu adalah Spy Tracker, SMS Tracker, Spy Kids Tracker, Phone Cell Tracker, Mobile Tracking, Employee Work Spy, dan Track Employees Check Work Phone Online Spy Free.

Spy Tracker dan SMS Tracker menjadi aplikasi terpopuler dimana masing-masing sudah diinstal lebih dari 50 ribu kali. Sehingga aplikasi ini rawan disalahgunakan untuk kepentingan sepihak tanpa mempertimbangkan pihak sasaran yang dirugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun