Mohon tunggu...
Naufal Alfarras
Naufal Alfarras Mohon Tunggu... Freelancer - leiden is lijden

Blogger. Jurnalis. Penulis. Pesilat. Upaya dalam menghadapi dinamika global di era digitalisasi serta membawa perubahan melalui tulisan. Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. "Dinamika Global dalam Menghadapi Era Digitalisasi" Ig: @naufallfarras

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Peretas Incar WiFi dan Sektor Pendidikan

21 Juni 2019   11:36 Diperbarui: 21 Juni 2019   12:05 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: trendtek.republika.co.id

Dengan demikian tidak menutup kemungkinan bahwa data tersebut akan disalahgunakan untuk kepentingan pribadi sehingga merugikan data milik perusahaan.

Risiko tersebut lantaran pegawai yang tidak lagi berstatus sebagai pegawai aktif ini tidak terputus dari layanan internet, aplikasi pesan instan, dan dokumen Google yang terhubung dengan perusahaan.

Berdasarkan laporan Intelijen Ancaman Siber Global 2019 Dimension Data, sektor finansial dan teknologi masih menjadi sasaran utama para peretas dalam melakukan berbagai serangan siber.

Sasaran kepada sektor finansial sebesar 17 persen dan sektor teknologi sebesar 16 persen. Di posisi ketiga ditempati sektor pendidikan sebesar 14 persen sebagai sasaran serangan siber.

Sektor pendidikan terutama di Indonesia tidak luput dari serangan siber. Dimension Data Indonesia menyebutkan bahwa trend para peretas kini lebih menargetkan kepada sektor pendidikan dalam melakukan aksinya.

Pesatnya belajar dan mengajar dengan metode pembelajaran eletronik serta didukung perkembangan teknologi yang semakin berkembang menyebabkan sektor pendidikan menjadi lahan baru bagi para peretas.

Akan tetapi, sejumlah lembaga pendidikan di Indonesia belum menyadari penuh terhadap fenomena serangan siber saat ini. Serangan yang dilakukan peretas kerap mencuri username dan password pengguna internet.

Sebagai institusi untuk mencerdaskan bangsa, lembaga pendidikan yang sudah menerapkan teknologi dalam setiap aktivitas harus semakin menyadari akan bahaya serangan siber.

Justru apabila lembaga pendidikan berhasil diretas akan menimbulkan kerugian yang besar bagi kemajuan bangsa.

Contohnya seperti hasil penelitian dan pengembangan yang masih dalam tahap pengerjaan malah diketahui oleh pihak asing. Terlebih lagi penelitian tersebut bersifat sensitif sehingga apabila disampaikan di muka umum harus benar-benar valid.

Atau lembaga pendidikan ini membagikan informasi yang keliru akibat telah diretas oleh pelaku sehingga masyarakat umum yang menerima informasi ini terjerumus dalam kesesatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun