Selain menawarkan kemudahan bagi pelanggan, Facebook nantinya akan memperoleh keuntungan berupa data pengguna uang kripto pelanggan. Data tersebut akan digunakan untuk mengamati minat dan trend yang sedang terjadi.
Contohnya seperti mengumpulkan informasi perihal merek -- merek yang sedang populer bagi warganet sehingga pendistribusian iklan bisa berjalan dengan lebih efektif.
Namun, kendala yang dihadapi Facebook bahwa para pengguna belum mempercayai penuh perusahaan tersebut dalam mengoperasikan uang kripto. Maraknya informasi tentang kebocoran data menjadi salah satu alasan.
Laporan yang dirilis Cipher Trace, kasus pencurian mata uang kripto melonjak hingga 400 persen pada 2018 sekitar 23,9 triliun rupiah. Angka ini meningkat 260 persen pada 2017 dari 3,7 triliun rupiah.
Reuters menyebutkan sekitar 58 persen kasus pencurian ini paling sering terjadi di Korea Selatan dan Jepang.
Oleh karena itu, Facebook sedang berusaha mencari mitra kerjasama dalam mengembangkan uang kripto. Sehingga mampu menumbuhkan tingkat kepercayaan masyarakat dalam menggunakan uang kripto Libra.
Potensi besar yang dimiliki Indonesia masih perlu edukasi kepada masyarakat mengenai mata uang kripto sebagai subjek komoditas atau investasi.
Tujuan dari edukasi tersebut agar masyarakat memahami betul bagaimana penggunaan mata uang kripto serta resiko keamanan yang harus ditanggung apabila terjadi kesalahan.
Bengkulu, 7 Juni 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H