Meningkatkan Keamanan Data PribadiÂ
Disini penulis ingin mengajak masyarakat untuk tidak menyalahkan salah satu pihak saja terhadap kebocoran data yang telah terjadi. Akan tetapi bisa dimulai dengan memperbaiki dari diri sendiri.
7,5 miliar data pribadi yang berhasil diretas bukanlah angka yang kecil. Angka ini berpotensi meningkat pesat apabila tidak ada langkah signifikan yang akan dilakukan baik diri sendiri maupun pemerintah.
Pola penjajahan yang dilakukan di era globalisasi bukan lagi menggunakan senjata konvensional. Melainkan dengan memanfaatkan data pribadi masyarakat melalui teknologi yang semakin canggih untuk menjajah suatu negara.
Minat dan kesukaan masyarakat Indonesia terhadap suatu barang dan jasa dapat dianalisis melalui informasi pribadi. Jika hal ini dimanfaatkan oleh pihak asing, negara Indonesia dapat dengan mudah di kontrol oleh pihak asing baik melalui ekonomi, teknologi, ataupun politik.
Bagi warganet yang gemar melakukan belanja online, harus lebih meningkatkan kesadaran terhadap keamanan data pribadi. Karena dalam bertransaksi diperlukan data seperti nama lengkap, nomor identitas, alamat rumah, hingga nomor rekening.
Apabila secara sembrono langsung meng-input data pribadi ke situs penyedia belanja online akan berdampak resiko yang besar. Kita kurang menyadari hal tersebut namun kerap melakukan hal yang demikian.
Salah satu solusinya adalah dengan mengganti password secara berkala. Tujuannya agar password yang telah dimiliki sebelumnya tidak mudah terpola oleh peretas dan mampu menangkal setiap percobaan peretasan yang dilakukan.
Jepang sebagai salah satu negara yang mulai menyadari akan pentingnya keamanan siber dalam menjaga keamanan nasional. Langkah preventif yang dilakukan berupa membatasi modal asing terhadap industri teknologi dalam negeri.
Berkaca dengan hubungan antara AS dan China yang semakin memanas karena perang dagang. Pemerintahan Donald Trump telah mengumumkan bahwa Huawei masuk dalam daftar hitam perdagangan.
Ada opini yang menyebutkan karena Huawei melakukan aktivitas spionase untuk kepentingan negara asalnya. Maka dari itu Donald Trump mengambil keputusan untuk tidak mengizinkan Huawei beroperasi di negaranya maupun negara sekutu.