Mohon tunggu...
Alfa Vhitasya
Alfa Vhitasya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peranan Guru dalam Menghadapi Era Revolusi 4.0

28 Oktober 2018   21:43 Diperbarui: 28 Oktober 2018   22:17 2654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dipungkiri atau tidak saat ini arus globalisasi semakin meluas, perkembangan teknologi pun kian canggih, dunia kini memasuki era revolusi 4.0 yang menekankan pada pola digital economy, artificial inteligen, big data, robotic dan sebagainya dimana telah sedikit banyak memangkas tenaga-tenaga manusia dan menggantinya  dengan mesin atau perangkat yang canggih atau kita kenal dengan fenomena disruptive innovation.

Perkembangan teknologi dan informasi memengaruhi aktivitas sekolah dengan sangat masif. Berbagai informasi dan pengetahuan dapat diakses dengan mudah bagi siapa saja yang membutuhkannya. Pendidikan mengalami disrupsi yang sangat hebat sehingga peran guru yang selama ini sebagai satu-satunya penyedia ilmu pengetahuan sedikit bergeser menjauh. Di masa yang akan datang, peran dan kehadiran guru di ruang kelas akan semakin menantang dan membutuhkan kreativitas dan inovasi yang sangat tinggi. Bisa kita lihat pada saat ini banyak sekolah yang dipandang kurang bergerak cepat atau istilahnya "ketinggalan zaman". Informasi jarang diupdate dan dibiarkan "basi" begitu saja, kondisi ini dipicu oleh keterbatasan penguasaan teknologi, lambatnya penyebaran informasi dan pengembangan infrastruktur yang tidak mendukung. Kondisi ini pun diperburuk dengan tingkat kompetensi guru dalam memahami dan menerjemahkan kurikulum dalam pembelajaran di ruang kelas. Fenomena tersebut memicu para guru di era revolusi 4.0 menghadapi tantangan yang semakin kompleks terutama fenomena kekinian.

Fenomena kekinian tersebut ditopang oleh kehadiran generasi millenial yang lebih populer yang bisa kita sebut "kids zaman now" dimana para siswa sekarang tidak suka berlama-lama duduk di ruang kelas hanya sekedar mendengarkan guru ceramah namun mereka adalah generasi multitasking yang bisa mengerjakan banyak hal secara bersamaan, belajar sambil upload foto di media sosial misalnya.

Kegiatan pembelajaran monoton di kelas juga menjadi musuh utama gairah belajar siswa karna hal tersebut dinilai membosankan,  pembelajaran di kelas sudah sepatutnya tidak lagi directive dimana guru memiliki peran authoritative dalam mengajarkan pengetahuan kepada siswa. Dengan demikian itu menjadi salah satu tantangan kita sebagai tenaga profesi pendidik / guru untuk mampu merangsang kecakapan abad 21 (kritis,kreatif, komunikatif dan kolaboratif) dalam pembelajaran dan pemecahan masalah dalam kehidupan nyata, serta guru harus bisa mendorong fleksibilitas belajar siswa diluar kelas melalui bantuan platform pendidikan online atau memanfaatkan media sosial yang tersedia.

Perubahan era ini tidak dapat dihindari oleh siapapun sehingga dibutuhkan persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mewadahi agar siap menyesuaikan dan mampu bersaing dalam skala global tak terkecuali peningkatan kualitas SDM tenaga pendidik. Peningkatan kualitas SDM melalui jalur pendidikan formal mulai dari tingkat pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi adalah kunci untuk mampu mengikuti perkembangan era revolusi 4.0

Keberhasilan Indonesia untuk menghadapi Era Revolusi 4.0 turut ditentukan oleh kualitas tenaga pendidik seperti dosen, guru maupun tenaga pendidik lainnya.  Sebagai seorang tenaga profesi pendidik kita juga harus bisa menyesuaikan dengan era revolusi 4.0 ini yang serba futuristic, challenge yang dihadapi bukan hanya bagaimana si pendidik bisa beradaptasi dengan fasilitas teknologi dan capable dalam penggunaan teknologinya, melainkan si pendidik harus tau bagaimana cara membaca perubahan era yang dipengaruhi oleh teknologi.

Perubahan di era revolusi 4.0 ini pun berkembang sangat cepat, maka dari itu tantangan kita sebagai tenaga profesi pendidik tidak boleh tertinggal dan harus selalu up to date dengan perubahan dan segera berbenah diri untuk menghadapi perubahan. Perubahan itu pun bisa datang dari berbagai arah dan bisa mencakup segala bidang, sebagai contoh dalam hal psikologi siswa dan evaluasi pembelajaran dimana jika guru masih mengandalkan teknik old-school maka pendidik tersebut akan sangat lambat dalam mencapai goals dalam membenahi psikologi siswa dan melakukan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, tantangan profesi pendidik yang harus dilewati yaitu guru perlu memberikan sentuhan psikologis dan akademis, guru diharapkan memainkan peran sentralnya dalam memfasilitasi dan memantik api belajar para siswanya. Fasilitasi pembelajaran ini memiliki peran sentral terhadap keberhasilan belajar siswa. Guru harus lebih menyesuaikan teknik mengajar dengan era revolusi 4.0 saat ini agar menyesuaikan dengan kebutuhan pendidikan saat ini dan dimasa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun