Greg yang masih serius dengan permainan di PC nya tidak lantas menjawab. Ia meneruskan rutinitas gamingnya, sampai di titik dimana ia bisa mengobrol.
"Tentu tidak pals.."
Ah... Greg sejatinya adalah pria dengan paras yang lumayan, rambut ikal bergelombang yang disisir ke arah kanan. Tubuh yang berotot dimana-mana , hasil latihan fitness yang selama ini dijalaninya. Jika ia mau dan sedikit serius mencari pasangan, pasti cukup banyak wanita yang mau menjatuhkan hatinya. Hanya saja ia masih malas dengan segala permasalahan wanita, dan kerumitan yang ada pada mereka. Mungkin ia lelah dengan hubungannya yang dulu yang kandas tanpa adanya kejelasan.
"Aku kan tidak seberuntung dirimu. Lihat saja paras garang seperti ini. Siapalah yang mau."
"Kau masih saja sama. Sudah kubilang kan jodoh itu seperti menunggu KRL - kereta api listrik, jika kau tidak tahu. Ada orang yang ketika ia sampai di stasiun, ia menemukan kereta yang diinginkannya. Ada orang yang harus menunggunya terlebih dulu, lama bahkan lebih lama dari orang yang lainnya. Ada orang yang harus berganti-ganti kereta dulu, baru ia menemukan kereta yang tepat untuk ia tumpangi..."
"Dan ada pula yang tidak mendapat kereta sampai akhir." jawab Hendy ketus.
"Haha..." Greg tertawa, masih tetap fokus dengan game yang ada di depannya.
"Mungkin selamanya aku akan mengutuk dan meminta hujan di malam minggu."
"Kau hanya perlu memberanikan diri pergi ke stasiun dan mencari kereta mana yang tepat untukmu. Mana kau tahu jika kau tak pernah berusaha seperti itu."
"Kenapa mengguruiku? Kau sendiri belum menikah diusiamu yang tak lagi muda."
"Aku berbeda denganmu. Aku sudah pernah pergi ke stasiun, mencoba menumpang pada satu kereta, tapi memutuskan kembali ke rumah karena lelah dengan perjalanan yang ada. Tidak semua kereta bisa nyaman untuk ditumpangi."