Ia tak peduli...
Bermimpi adalah satu-satunya hiburan baginyaÂ
***Â
Malam menjelang.
Ia kembali sebentar ke kamar kecil, murah dan kumuh yang disewanya. Teringat ia belum membayarnya bulan ini. Ia tak mengenal satu pun orang yang tinggal di sekitar kamarnya. Sebagian besar orang yang ditemuinya hanya melihatnya jijik dan menggunjingkan kelakuannya, padahal saling mengenal pun tidak.
Ia tak peduli. Ia hanya ingin segera mandi, berganti pakaian dan mencari para pencari pelukan malam ini.
Ia menaruh baju yang dikenakannya dari kemarin di bak kecil miliknya, menggecupnya dengan sedikit air dan menjemurnya di depan jendela untuk dikenakan esok hari. Tak banyak baju yang dimilikinya. Hanya beberapa.
Ia mengambil satu-satunya baju bersih yang masih tersisa. Menggunakannya sambil berputar-putar kesana kemari, membawanya menari. Ia semprotkan parfum yang dimilikinya. Banyak-banyak, untuk menarik pelanggannya malam ini.
Ia pun kembali menari, mencari penghiburan diri.
Di tengah sepi hidupnya.
Yang kadang orang hanya melihat celanya saja, berkomentar tentang dosa yang dilakukannya, tanpa pernah berkeinginan untuk benar-benar membantunya.