Adakah kau melihat bintang malam ini?
Kau mungkin tidak melihatnya karena di kota kita bintang kini telah turun ke bumi dan menjelma menjadi lampu-lampu kota yang indah. Bintang kini tak lagi ada di atas kita, dan kita tak pernah mempertanyakan lagi kemana ia pergi. Kini bintang-bintang itu hanya hidup dalam lagu-lagu anak-anak yang syair dan liriknya tak banyak lagi anak yang mengetahuinya di jaman ini.
Bintang kecil di langit yang biru
Amat banyak menghias angkasa
Aku ingin terbang dan menari
Jauh tinggi ke tempat kau berada
Jadi jangan heran, jika suatu saat seorang anak akan bertanya pada ayahnya, ‘Bintang itu apa?’ Sang ayah menunjuk ke langit dan hanya menemui kegelapan penuh kesunyian yang ada di sana. Tak ada lagi bintang-bintang kecil yang berkelip dan menyapa-nyapa anak-anak kita.
Jadi jangan heran, jika suatu saat ada seorang anak akan bertanya pada ibunya, ‘Langit malam itu memangnya biru Bu, seperti pada lagu?’ Sang Ibu akan menunjuk ke langit dan menemui bahwa warna langit malam kini tak sebiru dulu. Hanya hitam pekat penuh kengerian tanpa ada keindahan bagi yang melihatnya.
Jadi jangan heran dengan pertanda yang disampaikan Nabi berabad yang lalu. Bahwa di jaman akhir nanti, bintang-bintang akan meredup. Karena memang saat ini, bintang telah redup tertelan silaunya lampu-lampu di kota. Tak ada lagi di langit di malam kita. Tak ada lagi yang mempertanyakan ke mana bintangku berada. Hanya tersisa dalam awang-awang dan nyanyian anak-anak yang juga akan menghilang seperti hilangnya bintang.
***
“Jadi itu alasan mengapa kau sering menyendiri di gunung ini?”
Aku tersenyum. Menatap paras cantikmu yang seolah berkemilau di antara malam.
Lalu bergumam pelan, “Iya… Mungkin…”
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H