Mohon tunggu...
Al Fiqh
Al Fiqh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak Bangsa

Manusia alam, pembaca, penulis artikel dan puisi. Hanya sekedar gemar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Liburan Hampir Usai, Bagaimana Persiapan Sekolah Menyambut Siswa?

9 Juli 2022   08:41 Diperbarui: 9 Juli 2022   08:42 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain sebagai fasilitas pendukung dalam bidang pendidikan, sekolah juga dikatakan sebagai tempat untuk membentuk karakter seorang anak. Terutama dalam mempersiapkan peserta didik menghadapi karakter global akhir-akhir ini. Memang tidak sepenuhnya sekolah dapat merubah atau menanamkan karakter yang baik dalam diri seorang siswa jika tidak dibarengi dengan kerjasama yang utuh dalam setiap ruang lingkup pendidikan baik keluarga, sekolah dan lingkungan.

Namun bukan hal yang tidak mungkin, jika sekolah dirasa tidak mampu dalam menanamkan dalam jiwa seorang anak untuk mengenal kembali pada hal yang positif. Lantas bagaimana cara untuk memberikan daya tarik atau membawa perhatian seorang anak yang masih dini untuk mulai memilih hal positif?

Upaya tersebut sebenarnya telah banyak dilakukan oleh lembaga pendidikan, yakni dengan berbagai macam inovasi atau pembaharuan dalam bidang peraturan dan tata tertib sekolah. Namun, tidak sedikit pula dalam implementasi di kehidupan nyata banyak kegagalan yang dirasa cukup akut. Lantas bagaimana untuk memulai sebuah inovasi dalam lembaga pendidikan sehingga dapat berpengaruh dalam ekosistem perkembangan seorang anak?

Beberapa hal yang ingin penulis sampaikan kali ini, sebelum memulai inovasi sekolah. Dalam memantapkan serta menciptakan peserta didik agar kebutuhan yang begitu global dapat terpenuhi, pertama, seorang guru perlu menciptakan "lingkungan belajar menjadi inovatif", sehingga dapat diketahui karakter seorang anak yang sangat tertarik pada hal yang baru atau yang dimaksud dengan sesuatu yang tidak atau jarang mereka lihat. Juga dapat memberikan peluang bagi karya-karya seorang anak untuk di tampilkan dihalaman sekolah yang telah di sediakan.

Apa saja yang perlu dikembangkan di langkah pertama ini? Seorang guru dapat menganalisa melalui setiap kegiatan seorang anak pada waktu istirahat. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui beragam kegiatan anak diluar jam pelajaran. Karena pembentukan karakter seorang anak yang lebih berpengaruh yakni di luar kelas. Mereka bisa jadi lelah di kelas, dalam menyerap materi namun jangan sampai mengabaikan beberapa aspek bagi seorang anak untuk menyerap pengetahuan secara faktual di luar kelas. Sehingga dapat diartikan, dalam lingkungan inovatif tersebut guru dapat memenuhi suatu kegiatan seorang peserta didik untuk menyerap pengetahuan faktual dalam lingkungan sekolah, baik yang bersifat sosial, alam dan semacamnya sebagaimana kebutuhan peserta didik.

Kedua, menetapkan agenda atau kegiatan sebelum memulai pembelajaran. Hal ini dirasa telah dilakukan dari keseluruhan sekolah. Namun, apakah hal itu berpengaruh dalam menciptakan karakter seorang anak? Sebelum menentukan kegiatan sebelum belajar, karakter seperti apa yang perlu di tanamkan kepada seorang anak? Penulis ingin memulai dari menciptakan jiwa sosial dalam diri seorang anak (sekedar contoh). Maka yang perlu diperhatikan yakni pertama pengaplikasian atau rencana seorang guru dalam memulai, seperti apa?

Dari mana guru dapat memulainya? Pendidikan yang profesional, yakni pendidik yang dapat memfasilitasi serta memberikan pengaruh dalam waktu dan tempat yang dibutuhkan. Jika seorang anak, dipaksakan untuk memenuhi kegiatan yang telah ditetapkan oleh sekolah, lantas bagaimana dengan peserta didik yang masih belum siap untuk mematuhi ketentuan tersebut? Bagaimana pengaruhnya pada peserta didik? Maka dalam menciptakan karakter sosial, guru dapat memberikan peluang bagi seorang anak untuk bertindak atau meningkatkan jiwa sosial seorang anak. Banyak hal yang bisa di lakukan dalam hal ini, tergantung dengan tujuan serta keadaan peserta didik.

Ketiga, yang mempengaruhi karakter seorang anak adalah pendidik. Pendidik menjadi pedoman dalam setiap sikap yang ditampilkan oleh seorang guru. Jika seorang pendidik, memulai dengan satu hal yang salah, jangan salahkan peserta didik jika mengikuti watak dari pendidik atau berontak dalam mengaplikasikan ketentuan yang diminta oleh pendidik.

Perihal ini sebenarnya telah dimengerti oleh sebagian pendidik, namun kadangkala kelalaian-kelalaian yang dilakukan oleh pendidik sendiri tidak pernah dibaca oleh diri sendiri. Maka bagaimana peserta didik dapat menerima kelalaian tersebut yang dilakukan oleh pendidik? Konsep meminta maaf dari seorang pendidik (jika memiliki kesalahan) sebenarnya berpengaruh bagi siswa. Hal itu pernah dilakukan oleh penulis untuk membawa anak ketika didalam maupun di luar sekolah dapat beradaptasi dengan baik serta daya komunikasi dengan guru dapat bertambah.

Keempat, seperti diatas, karakter diciptakan melalui lingkungan. Pendidikan bisa saja membahas teori sedemikian rupa tentang nilai positif dalam kehidupan manusia. Namun, hal itu kurang berpengaruh jika lingkungan di luar sekolah tidak dapat menumbuhkan motivasi seorang anak. Lantas bagaimana hal itu dilakukan? Dari arah mana pendidik perlu memulai?

Sosialisasi dengan orang tua dan beberapa bagian masyarakat yang berpengaruh di luar lingkungan sekolah (seperti tokoh agama, dan masyarakat yang dapat dipercaya dalam meningkatkan lingkungan yang positif) sangatlah begitu penting. Proses ini sering terjadi pengabaian, padahal pada bagian ini, seorang anak benar-benar menciptakan wataknya. Jika antara sekolah, keluarga dan lingkungan hidup secara individual, maka bagaimana sekolah dapat merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan?

Kelima, atau terakhir yakni pendidik. Salah satu tempat pengharapan dari masyarakat dan lingkungan untuk membawa putra-putri mereka menjadi makhluk sempurna baik nilai moral, sosial, keagamaan, berbangsa dan bernegara. Kepercayaan masyarakat kepada pendidik menjadi palu utama dalam pendidikan, tidak dapat dipungkiri bahwa pada faktanya kepercayaan orang tua terhadap pendidik dalam menciptakan tujuan seorang anak sangat kuat. Sekarang, bagaimana seorang pendidik membawa kepercayaan tersebut agar tidak runtuh?

 https://dpk.bantenprov.go.id/Layanan/topic/242
 https://dpk.bantenprov.go.id/Layanan/topic/242

Gagalnya kepercayaan wali murid terhadap seorang guru dapat dilihat dari kedisiplinan atau cara dalam memberikan pendidikan kepada anak. Baiklah, mungkin dari beberapa tempat, tidak keseluruhan wali atau orang tua selalu memantau aktivitas guru. Namun, hal itu bukan menjadi sebuah ketenangan pula bagi pendidik. Bagaimana tanggung jawab seorang pendidik dapat dikatakan bernilai? Seorang pendidik perlu memiliki kredibilitas tinggi sebelum memulai menjadi pendidik, karena pada hakikatnya seorang pendidik bakal berperang dengan berbagai macam hal dalam lingkungan belajar. Maka bagaimana dan apa yang perlu di persiapkan?

Setidaknya kebijaksanaan pendidik yang perlu dimulai sebelum menjadi pendidik. Apakah hal itu butuh? Jika kebijaksanaan masih saja dipertanyakan oleh pendidik apakah pendidik dilarang untuk dipertanyakan terkait dengan kinerja atau hasil yang diperoleh setelah mendidik? Penulis bukan ingin mematahkan perlahan terkait dari seorang pendidik. Karena hal itu, telah terjadi dan dialami oleh penulis sendiri. Maka tidak salah jika penulis seringkali mempertanyakan kembali, mengapa dan apa permasalah terbesar dari sebuah kegagalan seorang peserta didik? Jawabannya hanyalah satu. Silahkan pembaca simak dan amati. Semoga menjadi suatu hal yang baru bagi penulis dan pembaca sebelum menjadi seorang pendidik. Wallahua'lam...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun