Mohon tunggu...
aleyda faradiba
aleyda faradiba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

Mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penanaman Nilai Moral Pancasila Anak Bangsa di Era Globalisasi

17 Maret 2023   20:35 Diperbarui: 17 Maret 2023   20:35 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penanaman Nilai Moral Pancasila Untuk Membangun Jiwa Nasionalisme Anak Bangsa di Era Globalisasi Dalam Menghadapi Budaya Asing

Perkembangan moral adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi dalam kehidupan anak yang berkenaan dengan tatacara, kebiasaan, adat, atau standar nilai yang berlaku dalam suatu kelompok sosial. 

Menurut Santrock, perkembangan moral merupakan perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Dapat disimpulkan bahwa moral adalah pendapat atau pertimbangan seseorang tentang baik atau buruknya suatu hal yang selanjutnya dapat dinilai dari perilaku yang dimunculkannya. Di Indonesia sendiri, pengajaran, perkenalan, dan didikan nilai moral dilakukan kepada anak-anak bangsa sejak mereka berusia dini.

Seiring dengan perkembangan zaman, di era globalisasi sekarang semakin berkembangnya teknologi informasi yang dapat mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara (baik secara budaya, politik, ekonomi, maupun sosial). Era globalisasi sekarang ini, salah satu permasalahan penting yang sedang dihadapi bangsa ini adalah memudarnya semangat nasionalis dan patriot dikalangan generasi muda anak bangsa. 

Semakin majunya arus globalisasi budaya asing yang masuk kedalam negeri membuat rasa cinta dan bangga terhadap budaya Indonesia semakin berkurang, sehingga semakin lama, rasa bangga terhadap budaya sendiri bisa menghilang dan menurunkan rasa memiliki terhadap bangsa sendiri. Hal ini sangat berdampak negatif bagi jiwa nasionalis generasi muda Indonesia. Remaja merupakan generasi yang paling rentan terhadap pengaruh negatif yang menyebabkan dekadensi moral. (Muthohar, 2016)

Permasalahan mengenai kurangnya rasa nasionalis dan patriot (cinta tanah air) yang dialami anak generasi muda sangat bisa dilihat pada zaman sekarang di era globalisasi ini, yaitu masuknya budaya asing seperti budaya barat Amerika dan budaya Asia Timur, Korea Selatan dan Jepang. Budaya barat dikenal dengan Western, budaya Korea Selatan dengan sebutan K-pop, sedangkan budaya Jepang terkenal dengan sebutan Japanese Pop Culture. Ketiga budaya asing tersebut telah merajalela di Indonesia dalam satu dekade ini melalui arus globalisasi. 

Pengenalan budaya-budaya asing ini melalui dunia internet seperti televisi, YouTube, novel/komik, drama/series, lagu/musik, konser, dan yang paling banyak melalui sosial media. Dengan media-media tersebut melalui internet, mereka (bangsa asing) dapat menghubungkan, mengalirkan serta memperkenalkan budaya-nya kepada masyarakat Indonesia terutama generasi remaja anak bangsa. Melalui globalisasi, masyarakat Indonesia dapat meniru atau meng-adopsi budaya asing di berbagai bidang seperti industri (musik, film, dance), teknologi, hukum, politik, gaya hidup, dan ekonomi.

Dengan adanya budaya-budaya asing ini tentu saja memberikan dampak positif juga negatif nya. Dampak positif yaitu peningkatan nilai sosial yang dimana budaya asing dapat membawa nilai-nilai positif yang dapat diterapkan di masyarakat Indonesia, seperti nilai kerja keras, etos kerja, meningkatkan literasi, disiplin, dan tanggung jawab. Juga memberikan inovasi dalam berbagai bidanng seperti teknologi, seni, dan industri kreatif, yang dapat membawa manfaat bagi masyarakat Indonesia. 

Sedangkan dampak negatif nya adalah lunturnya budaya asli Indonesia, hilangnya identitas budaya asli masyarakat Indonesia, perubahan nilai dan norma yang tidak sesuai dengan aturan yang ada di Indonesia hingga persaingan tidak sehat dalam bidang perdagangan, politik, industri. Secara keseluruhan, masuknya budaya asing ke Indonesia dalam arus globalisasi dapat membawa kearah baik dan buruk sekaligus. Namun, hal ini tergantung pada bagaimana masyarakat Indonesia dapat mengelola dan menyesuaikan diri dengan budaya asing tersebut.

Jika pengenalan budaya asing yang masuk ke negara kita, tetapi kita tidak pilah-pilah terlebih dahulu mana yang baik dan buruknya, maka kemungkinan dampak buruknya bisa lebih besar dan terasa pada generasi anak bangsa saat ini bahkan di masa yang akan datang. Apalagi di zaman yang serba teknologi ini, mayoritas orang tua di Indonesia memberikan fasilitas elektronik dan jaringan internet kepada sang anak berupa smartphone. 

Walaupun sang anak masih berusia dini yang belum cukup matang dalam penggunaan elektronik. Dengan smartphone nya, anak-anak bisa mengakses berbagai informasi dunia sekaligus mengenal budaya asing yang masuk bersamaan dengan arus globalisasi melalui berbagai sumber. Ini bukanlah hal yang buruk, namun alangkah baiknya jika budaya asing yang masuk ke Indonesia dapat difilter dan diterima sebatas wajarnya. Jangan sampai memudarkan bahkan sampai menghilangkan rasa nasionalis dan patriotisme dalam diri kita terhadap bangsa kita tercinta ini, Indonesia.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi dari masalah pengaruh budaya asing terhadap Indonesia dapat dilakukan dari diri sendiri (individu), kelompok, dan pemerintah negara, sebagai berikut :

-Meningkatkan kesadaran moral. Masyarakat Indonesia perlu meningkatkan kesadaran moral dan etika, sehingga dapat menghindari pengaruh buruk budaya asing yang bertentangan dengan nilai moral Pancasila.

-Mempertahankan nilai-nilai budaya asli. Masyarakat Indonesia perlu mempertahankan nilai-nilai budaya asli kita, yang sejalan dengan nilai moral Pancasila, seperti gotong royong, kejujuran, dan toleransi.

-Menerapkan nilai moral Pancasila. Masyarakat Indonesia perlu mengamalkan nilai moral Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mengatasi masalah budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.

-Menghindari tindakan diskriminatif. Dalam menghadapi budaya asing, masyarakat Indonesia perlu menghindari tindakan diskriminatif terhadap budaya asing, dan tetap menghargai keanekaragaman budaya.

-Memperkuat kerja sama internasional. Pemerintah Indonesia perlu memperkuat kerja sama internasional dengan negara-negara lain, sehingga dapat mempromosikan nilai-nilai moral Pancasila dan meminimalkan pengaruh budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai moral Pancasila.

-Edukasi dan pembinaan. Pemerintah dan masyarakat perlu memberikan edukasi dan pembinaan kepada generasi muda, bahkan sedari dini tentang pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai moral Pancasila, sehingga dapat menanamkan kesadaran moral dan menghindari pengaruh budaya asing yang merusak.

Secara keseluruhan, solusi yang berkaitan dengan nilai moral Pancasila dapat membantu masyarakat Indonesia dalam menghadapi masalah budaya asing masuk ke Indonesia. Dalam hal ini, penting untuk mempertahankan nilai-nilai budaya asli kita sebagai warga negara Indonesia dan menghindari pengaruh buruk dari budaya asing, sambil tetap menghargai keanekaragaman budaya.

Aleyda Faradiba, Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun