Mohon tunggu...
Alex Raja
Alex Raja Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

MEA di Depan Mata, Lulusan SMK Harus Siap Bersaing

1 Februari 2016   10:27 Diperbarui: 1 Februari 2016   11:10 3927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Indonesia menyatakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan dimulai di awal tahun 2016. Pasar bebas ASEAN dibentuk dengan tujuan untuk mengoptimalkan potensi ekonomi dan pemerataan pembangunan di kawasan Asia Tenggara. Setelah melalui beberapa rangkaian pertemuan, akhirnya ASEAN menghasilkan beberapa kesepakatan, di antaranya akan membentuk pasar tunggal ASEAN yang lebih dinamis dan kompetitif. Pembentukan pasar tunggal ini bertujuan untuk memfasilitasi pergerakan orang dan bisnis, pergerakan bebas tenaga kerja yang terampil dan berbakat, mempercepat sektor investasi yang menjadi prioritas, serta memperkuat mekanisme kelembagaan ASEAN. Bila Masyarakat Ekonomi Asean dimulai, maka barang, tenaga kerja dan investasi akan bebas keluar masuk Indonesia.

Mengingat semakin gentingnya persiapan menyambut era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) PT INAPEN yang adalah perusahaan penyedia Jasa Pelatihan Proses bisnis dan kewirausahaan  mengadakan seminar sehari yang bertemakan “Peluang dan Tantangan Masyarakat Ekonomi Asean” di Bulan Desember 2015. Seminar gratis diadakan di Gedung IFA dan dihadiri sekitar 150an orang peserta. Peserta berasal dari SMK Negeri 1 Kota Tangsel, SMK Kebangsaan Tangsel dan SMK Nusantara 1 Tangsel. Seminar juga dihadiri oleh guru-guru dari ketiga SMK tersebut di tiga hari yang berbeda.

Apriadi sebagai pembicara utama memaparkan tentang tantangan dan ancaman yang akan dihadapi lulusan SMK akan semakin besar. Sebab pasalnya berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik pada Agustus 2015 menunjukkan bahwa pengangguran terbuka terbanyak adalah lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sebesar 12,65 persen. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Suhariyanto mengatakan salah satu penyebab pengangguran terbuka SMK tertinggi dikarenanak lulusan SMK adalah spesialis sehingga tidak fleksibel. Sementara lulusan SMA lebih fleksibel sehingga lowongan pekerjaan yang dicari lebih banyak.

Tingginya angka pengangguran terbuka lulusan SMK dan semakin terbukanya persaingan pasar bebas ASEAN akan menjadi dua tantangan terbesar lulusan SMK yang akan datang. Selain kurang fleksibelnya lulusan SMK, “salah satu penyebab tingginya pengangguran terbuka adalah kurang terampilnya lulusan SMK di mata dunia usaha atau dunia industri,” papar Apriadi yang juga mengambil jurusan komputer di saat kuliah. Standart kompetensi yang dimiliki lulusan SMK jauh di bawah kompetensi yang diharapkan dunia usaha dan dunia industri.

Pengalaman Apriadi yang sudah bekerja di lebih dua belas perusahaan berbeda mengatakan bahwa masalah yang sering terjadi penyebab gagalnya lulusan SMK mencari kerja adalah ketika ditanyakan bisa melakukan apa di perusahaan kami, maka sebagian besar lulusan SMK akan sulit untuk menjawabnya. Hal ini diakibatkan dari kurangnya persiapan wawancara atau kurangnya percaya diri dalam menyampaikan kemampuan yang dimiliki. “Untuk itu kita perlu mempersiapkan diri sejak sekarang,” Lanjut Apriadi. Hal ini tentu bertolak belakang dengan tagline SMK yang selama ini didengung-dengungkan. SMK Bisa, Siap Kerja, Cerdas dan Kompetitif.

Beberapa alternatif persiapan yang biasanya dilakukan lulusan SMK adalah dengan melanjutkan perkuliahan. Namun biasanya terkendala di biaya kuliah. Alternatif lain adalah dengan mengikuti kursus tertentu, namun belum cukup mendongkrak ‘nilai jual’ lulusan SMK. Satu-satunya alternatif yang paling mungkin untuk meningkatkan kapasitas lulusan SMK adalah dengan mengikuti pelatihan proses bisnis.

Lebih lanjut pembicara kedua Hartono menyatakan di dalam era persaingan sekarang ini bukan yang terkuat atau yang terpintar yang akan bisa bertahan hidup di tengah persaingan. Tetapi mereka yang bisa cepat beradaptasi. Lebih lanjut ayah dari dua orang anak ini juga memaparkan pelatihan proses bisnis merupakan satu-satunya solusi yang paling mungkin untuk diikuti dalam meningkatkan kemampuan lulusan SMK. Pelatihan yang dimaksud adalah pelatihan proses bisnis dengan perusahaan virtual. Bekerja di perusahaan virtual namun seperti bekerja di perusahaan sebenarnya. Bekerja di perusahaan virtual memungkinkan peserta pelatihan melatih jiwa profesionalismenya di dalam bisnis dengan resiko minimal.

Direktur marketing PT INAPEN ini mengatakan bahwa seharusnya surat keterangan telah mengikuti Prakerin (Praktik Kerja Industri) dapat lebih menjual lulusan SMK agar lebih cepat diterima di sebuah perusahaan. Namun pada kenyataannya, banyak siswa SMK yang mengikuti prakerin tidak sesuai dengan jurusannya. Tantangan lainnya adalah biasanya perusahaan biasanya tidak mau repot untuk mau mengajarkan seorang anak magang sementara pekerjaannya masih harus diselesaikan. Rahasia perusahaan baik secara internal dan eksternal juga membuat perusahaan tidak mau terbuka kepada siswa SMK yang magang. Tugas yang biasanya dipercayakan untuk siswa SMK hanya sebatas tukang foto kopi dokumen, atau menjadi office boy di perusahaan di mana ia magang.

Magang di perusahaan virtual merupakan solusi untuk meningkatkan kemampuan lulusan SMK. Di perusahaan virtual peserta pelatihan akan dilatihkan tentang proses bisnis dan akan ditempatkan di empat departemen berbeda. Proses ini mencakup bagaiamana merekrut karyawan, penggajian karyawan dan pembayaran pajak karyawan. Peserta pelatihan akan dirotasi di empat departemen berbeda, mulai dari departemen Sumber daya Manusia, Departemen penjualan dan Promosi, Departmen stok dan pembelian, dan departemen Akunting.

Dengan mengikuti pelatihan ini maka peserta pelatihan akan memahami proses bisnis secara keseluruhan. Selain mengajarkan hardskill di bidang bisnis, softskill yang juga akan dilatihkan dalam proses bisnis  ini meliputi kumunikasi, pengambilan keputusan, kerja sama tim, analisis kritis, kepemimpinan dan pemecahan masalah bisnis yang ada.

Dengan mengikuti pelatihan proses bisnis Hartono mengatakan maka tidak akan sulit bagi lulusan SMK untuk diterima di perusahaan dikarenakan perusahaan dapat melihat kompetensi yang dimiliki baik hardskill maupun softskillnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun