Mohon tunggu...
Alex Pandu Gautama
Alex Pandu Gautama Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertama Kali

21 November 2024   06:42 Diperbarui: 21 November 2024   21:19 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   "Susah ya tugasnya?"

   "Engga, itu tugas kelompok kok."

aku semakin larut dalam topik pembicaraanya. Seiring waktu, kami sudah mengobrol agak lama, sekolah mulai sepi orang-orang telah pulang kerumahnya masing-masing untuk beristirahat, hanya daun-daun kering berterbangan seperti burung yang ingin terbang bebas, angin berhembus sepoi-sepoi, dan awan gelap mulai menghampiri.

  "Yaudah aku mau pulang dulu ya, udah dijemput, udah mendung juga."

  "Oke oke, ati-ati ya."

  "Iya, kamu juga ati-ati ya pas pulang." 

Itu adalah kalimat terakhir yang diucapkan sebelum kami bertukar nomor Whatsapp. Aku memandanginya berjalan kearah depan sekolah sambil membawa handphone di tangan kanannya, memakai hoodie abu-abu.Tanpa kusadari ia sudah lenyap dari pandanganku menyisakan aku dan awan mendung diatas langit yang sudah siap menjatuhkan air hujan  tepat menuju di atas kepala ku. Aku berdiri dari kursi besi itu menghampiri Domi dan Marsel, namun batang hidung mereka tak kelihatan di mataku, 

    "Mungkin aku terlalu lama mengobrol dengannya sampai-sampai, mereka meninggalkanku disini, yaudah pulang aja," Pikirku,

Aku pulang dengan dua rasa senang dan muram, senang bisa berkenalan, dan mengobrol dengannya, namun, semua harus berakhir saat waktu memisahkan kita untuk kembali kerumah masing-masing. Hari demi hari kujalani, aku dan Lisa berbagi canda tawa di sekolah, juga di Whatsapp, tugas demi tugas dikerjakan bersama-sama, ia kesusahan memahami pelajaran matematika aku bantu, aku kesusahan Ekonomi dia bantu, dia curhat aku dengarkan, dia menangis aku menenangkannya, saling bertukar cerita kejadian-kejadian di sekolah. Aku merasa hidupku menjadi lebih berbeda dari sebelumnya, karena kehadirannya, aku lebih bersemangat sekolah, nilai-nilaiku meningkat saat ujian, maupun ulangan harian. Layaknya simbiosis mutualisme, kami saling support, menyemangati satu sama lain. Saat esok hari diadakan ujian dia memintaku mengajarinya saat pulang sekolah, 

    "Makasih ya, udah mau ngajarin aku, aku terbantu banget, maapin ya ngerepotin, yaudah aku pulang dulu ya udah dijemput." 

     "Aman santai aja, oke ati ati," jawabku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun