Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

"Panggung Sandiwara" di Pilpres 2024

11 November 2023   14:40 Diperbarui: 11 November 2023   14:49 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu lady rockers Nicky Astria, yang malam itu tampil membawakan lagu karya Ian Antono & Taufik Ismail berjudul "Panggung Sandiwara" di "Konser Emas 50 Tahun God Bless", di Istora Senayan -- Jakarta (1-/10), langsung ingatan saya tertuju pada dinamika panggung politik Pilpres 2024 yang penuh diwarnai akrobatika teaterikal panggung sandiwara politik.

Saya pun juga jadi ingat dengan apa yang disampaikan Presiden Jokowi saat memberi sambutan di peringat HUT ke-59 Partai Golkar di kantor DPP Partai Golkar -- Jakarta (6/11), di mana panggung Pemilu 2024, banyak disuguhi panggung sandiwara politik yang disebutnya oleh sebagai drakor (drama Korea) atau drama sinetron.

Absurdnya, dalam panggung sandiwara politik banyak sandiwaranya. Ceritanya mudah berubah, sebagaimana ungkapan esuk tempe sore kedele. Adakah itu peran yang harus dimainkan. Ada peran wajar, ada peran berpura-pura.

Itulah dunia panggung sandiwara politik yang ceritanya mudah berubah. Juga penuh peran dan pemain. Ada produser, sutradara dan penulis skenario, lakon, pemain, pemain pembantu, dan sponsor yang mensponsori panggung sandiwara politik tersebut.

Di sini sang produser, sang sutradara dan penulis skenario mengaransemen termasuk menentukan siapa yang jadi peran utama sebagai lakonnya, siapa jadi peran pembantu lakon utama, dan siapa pemain pendukung lainnya.

Dalam akrobatika teaterikal politik, sang produser, sutradara dan penulis skenario mengarasemen panggung sandiwara politik dengan segala daya pukau untuk menyihir penonton dengan decak kagum atas apa yang dipersepsikan.

Sementara penonton paham bahwa yang ia tonton adalah panggung sandiwara. Sebagaimana cuplikan lirik lagu "Panggung Sandiwara": Dunia ini penuh peranan, ada peran wajar, ada peran berpura-pura.

Setidaknya itulah akrobatika teaterikal yang disuguhkan dan ditonton oleh publik secara kritis saat ini di Pilpres 2024, kian anomalis. di mana ceritanya mudah berubah demi kepentingan politik pragmatis. Ada peran wajar, ada peran berpura-pura. Mengapa kita bersandiwara...???

 

Alex Palit, jurnalis, penulis buku "Rock Humanisme God Bless" dan "Ngaji Filsafat Kepemimpinan Prabowo Notonegoro".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun