Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Mengenal Kiprah Bermusik Didieth Sakhsana

26 Oktober 2023   17:43 Diperbarui: 26 Oktober 2023   17:50 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kiprah bermusik pria kelahiran Malang, 27 Maret 1960 bernama Dideth Sakhsana diawali saat di bangku SMA dengan membentuk "Orkes Rakyat Suku Gazrock" yang diambil dari judul opera wayang "Hanoman Gazrock" yang saat pentas kegiatan seni SMA Negeri 2 Surabaya (1976).

Menjadi pemain bas di duo John & Sulih. Tahun 1979 membentuk Doctor Dolittle Band dengan formasi Didieth Sakhsana (bas), Dewa Budjana (gitar), Wawan Herawan (kibor), Iwan Jagger (dram) dan Memeck "Paman Dolit" (perkusi/ drums).

Tahun 1982 - 1986 bergabung dengan Hustlerguys Band dengan formasi Yuril Ayunir (gitar), Arie Ayunir (dram), Budi Gozkon & Nindito (kibor), Didieth Sakhsana (bass) dan Yudhi Tatoet (perkusi), memainkan jazz fusion.

Selanjutnya membentuk Rock Trickle. Meski tiga kali mengikuti Festival Rock se-Indonesia tidak pernah jadi pemenang juara pertama di ajang tersebut dan berpuas diri masuk 10 besar finalis dengan mengantongi juara kedua (1985), juara harapan (1986) serta juara kedua lagi (1987).

Tapi setidaknya telah menorehkan catatan tersendiri yang membanggakan bagi Rock Trickle yaitu secara berturut-turut sang pembetot bas Didieth Sakhsana terpilih sebagai the best bassit di Festival Rock se-Indonesia II, III & IV, yang kemudian mengorbitkan Namanya sebagai salah satu pembetot bas terbaik asal Surabaya di era itu.         

Selain Rock Trickle, ia juga gabung di Bulldozer dengan formasi pertama terdiri Nunuk 'Alucard' Murdono (vocal), Herman Kentang (gitar), Budi Gozkon (kibor), Ian Hay (dram) dan Didieth Sakhsana (bas).

Grup ini mengalami pergantian personil, seperti di formasi ketiganya terdiri: Didiek Bledhex (vokal), John Paul Ivan (gitar), Denny Irenk (kibor), Didieth Sakhsana (bas) dan Ian Hay (dram), saat manggung khusus bawakan lagu-lagu Helloween.

Formasi inilah yang kemudian berganti nama menjadi Big Panzer dan masuk deretan pengisi album kompilasi Indonesia Rock and Metal I, membawakan 2 lagu Bursa Metal dan Bintang Idola, produksi Harpa Record.

Tahun 1992, gabung di Mel & Metal Boys, dengan formasi Toto Tewel (gitar), Edi Daromi (kibor), Didieth Sakhsana (bas) dan Ian Hay (dram), band pengiring Mel Shnady ini merilis album berjudul Ngeri, produksi Logiss Record. Dan jadi band pembuka Sepultura saat konser di Surabaya (1992) .

Tahun 1993 diajak Yockie Suryoprayogo gabung di Suket dengan formasi Yockie Suryoprayogo (vocal, kibor, gitar akustik), Naniel (suling), Jalu (kendang, perkusi), Edi Kemput (gitar), Rere (drum), Didieth Sakhsana (bas) dan Ancha Haiz (gitar akustik) menghasilakn satu album berjudul Potret Zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun