Mohon tunggu...
Alex Palit
Alex Palit Mohon Tunggu... Jurnalis - jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Membaca Semiotika antara KIM dan KKIR Prabowo Subianto

29 Agustus 2023   23:07 Diperbarui: 31 Agustus 2023   07:00 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Partai Golkar dan PAN resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra dan Partai PKB untuk mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU(ANTARA FOTO/Galih Pradipta via kompas.com)

Di sini saya tidak ingin mengomentari argumentatif yang disampaikan oleh para nara sumber di Kabar Petang TV One (29/8) bertajuk "Koalisi Prabowo Duplikat Politik Jokowi?", terkait peralihan nama koalisi kubu pendukung Prabowo Subianto dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Di sini saya juga tidak ingin mengomentari apakah pemakaian nama ini sudah sepengetahuan, seizin atau serestu Presiden Jokowi?

Di sini saya juga tidak ingin berpretensi adakah peralihan nama ini merupakan endorse atau cawe-cawe Presiden Jokowi?

Di sini saya tidak menyukai kata "duplikat", seperti yang tertera di "Koalisi Prabowo Duplikat Politik Jokowi?". 

Karena kalau merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "duplikat" bermakna sebagai salinan yang serupa benar dengan aslinya. Jadi, adakah KIM sebagai salinan politik Jokowi, kira-kira begitu maknanya.

Terlepas dari semua itu. Di sini saya hanya mencoba membaca peralihan nama koalisi Prabowo yang didukung Partai Gerindra, PKB, Golkar dan PAN, dalam perspektif semiotika sebagai bahasa tanda.  

Dalam kajian semiotika, sebagaimana dikemukakan Charles Sanders Peirce bahwa sebagai sebuah bahasa tanda, semiotika bermakna dan berfungsi untuk mengemukakan sesuatu pesan. Lewat saluran komunikasi ini pesan dari bahasa tanda tersebut disampaikan.      

Begitu halnya ketika terhubung dengan konteks semiotika KIM dan KKIR atas judul "Koalisi Prabowo Duplikat Politik Jokowi?". 

Dalam perspektif semiotika, saya lebih menyukai makna kata KKIR -- Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya -- saya anggap lebih berpamor dan magis.

Foto dok. TV One
Foto dok. TV One

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun