Sebagai publik politik, pastinya kita semua sedang menunggu hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pengajuan gugatan penurunan batas usia dari 40 turun jadi 35 tahun untuk capres-cawapres, dikabulkan atau ditolak.
Dari sini memang sempat viral gimik politik nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming, kader PDI-Perjuangan, putra Presiden Jokowi, yang kini berusia 35 tahun, digadang-gadang bakal menjadi cawapres pendamping capres Prabowo Subianto di gelaran kontestasi Pilpres 2024.
Saya pun sempat menuliskannya di Kompasiana.com (12/8), (Menyandingkan Gibran dan Raffi Ahmad Cawapres Prabowo Subianto).
Di sini saya tidak ingin a priori bahwa batasan usia 35 itu hanya merujuk pada satu nama tertentu, sebut saja Gibran Rakabumi.
Karena bukan tidak mungkin ada nama-nama potensial lainnya yang juga layak dipertimbangkan dan dimunculkan sebagai cawapres pendamping Prabowo, yang usianya unda-undi sepantaran Gibran, diantaranya Raffi Ahmad yang sempat bertemu Prabowo di kantor Kementerian Pertahanan RI, belum lama ini (1/8).
Ternyata ada nama lain yang menurut saya layak dipertimbangkan yakni Rahayu Saraswati. Wanita kelahiran Jakarta, 27 Januari 1986, berarti saat ini berusia 37, adalah putri dari Hashim Djojohadikusumo, adalah keponakan Prabowo Subianto, yang sempat menjadi anggota DPR RI, dan kini menjadi Ketua Umum Tunas Indonesia Raya (Tidar).
Saya tidak kenal dengan ketiganya. Saya juga tidak mengikuti secara intens kiprah panggung mereka di bidangnya dengan segala prestasinya, tapi saya yakin seyakin-yakin ketiganya adalah anak muda kapasitas luar biasa di bidangnya masing-masing.
Di sini saya hanya menyandingkan, tidak membanding-banding, tidak pula menandingkan ketiga anak muda ini.
Biarlah nanti selanjutnya ada keberanian independensi para surveyor dari lembaga survei atau survei internal partai melakukan polling, siapa di antara ketiga anak muda ini memiliki elektabilitas atau memiliki peruntungan efek elektoral sebagai cawapres mendamping Prabowo.
Di sini saya cawe-cawe atau mengendorse salah satu diantaranya. Semua itu dikembalikan kepada Prabowo sebagai capres untuk menimbang dan menentukan menjatuhkan pilihannya ke Gibran Rakabumi, Raffi Ahmad atau Rahayu Saraswati sebagai cawapresnya di gelaran kontestasi Pilpres 2024.
Kalau kita urutan usia saat ini dari ketiga nama tersebut, Gibran Rakabuming (35), Raffi Ahmad (36), Rahayu Saraswati (37).
Bola Panas Prabowo Subianto
Manakala akhirnya menjatuhkan pilihan pada Gibran Rakabuming sebagai cawapres, bukan tidak mungkin hal ini akan menjadi bola panas buat Prabowo Subianto.
Di sini saya hanya berpikir, manakala akhirnya Prabowo menjatuhkan pilihan ke putra Presiden Jokowi yang kader PDI-P, nantinya apa kata PDI-P?
Pertama, Prabowo pasti akan dituding mencaplok kader PDI-P yang tak lain merupakan parpol rival politiknya di gelaran Pilpres 2024. Lalu, apa kata mereka, pasti nyinyir? Â
Kedua, Bukan tidak mungkin pula muncul tudingan bahwa Prabowo dianggap perpanjangan kelanggengan dinasti politik status quo.
Ketiga, meski ada yang memprediksikan manakala putra Presiden Jokowi jadi cawapres pendamping Prabowo memberi dampak posistif dari sisi elektoral, tapi bukan tidak mungkin sebaliknya akan terjadi eksodus pendukung Prabowo beralih ke lain hati.
     Â
Kaderisasi Regenerasi Kepemimpinan
Dalam sebuah obrolan meja makan dengan Prabowo di Hambalang, 10 tahun lalu. Saya sempat menanyakan, siapa sekiranya anak muda yang potensial dalam regenerasi kepemimpinan Indonesia ke depan?
Prabowo menjawab, ada dua nama yaitu Anas Urbaningrum dari Partai Demokrat dan Anies Baswedan (kalau gak salah saat itu menjabat Rektor Paramadina). Tapi sayang, tak lama setelah obrolan tersebut, Anas terlibat kasus Hambalang.
Tentang Anies Baswedan sebagai orang yang tidak berpartai, Prabowo mengomentari Anies sebagai sosok yang tidak mau bercucuran keringat, memiliki kecenderungan jalan pintas, cenderung mau terima enaknya.
Menurut Prabowo, seorang pemimpin harus berjuang dari bawah, berkeringat dan kalau perlu sampai berdarah-darah yang kerirnya dibangun lewat partai politik.
Setidaknya itu yang sempat terlontar dari mulut Prabowo, saat saya tanyakan, siapa sekiranya anak muda yang potensial dalam regenerasi kepemimpinan Indonesia ke depan? Â
Dari pertanyaan tersebut, saya kembalikan, siapa di antara ketiga nama tersebut, yang sekiranya dikaderisasi sebagai regenerasi kepemimpinan Indonesia ke depan yaitu lahirnya tunas-tunas Indonesia Raya menapak menuju Indonesia Emas.
Kalau disuruh memilih, sebagai jurnalis yang juga pengamat politik, secara intuitif politis, saya lebih tokcer ke Rahayu Saraswati. Karena menurut saya, ia benar-benar yang terlahir dari rahim Partai Gerindra.
Selain memiliki jabatan publik sebagai artis, selebritas dan politikus, dalam perjalanan karirnya juga telah ditempah menjadi anggota legislatif DPR RI, juga terkaderisasi sebagai Ketua Umum Tidar. Â
Tinggal bagaimana Prabowo melakukan negosiasi politik atau baganing politik dengan pendukungnya yang tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Semua itu demi satu tujuan yang sama yaitu keberlangsungan regenerasi kepemimpinan Indonesia ke depan, bukan demi kepentingan politik pragmatis keberlanjutan dinasti kepemimpinan status quo. Â
Sebagaimana nama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, semoga didalamnya juga terkandung nilai-nilai luhur dengan satu tujuan bersama yaitu keberlangsungan regenerasi kepemimpinan Indonesia ke depan, Indonesia Emas, yang menurut ramalan Jangka Jayabaya -- Prabu Jayabaya menuju Nusantara Jaya. Semoga! Â Â
Alex Palit, jurnalis pengamat politik Aliansi Pewarta Independen "Selamatkan Indonesia", penulis buku "2024 Kenapa Harus Prabowo Subianto Notonegoro"
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI