Disebut "Rancang Kencana", ada pula yang menamai "Sisik Naga" atau "Rantai Bumi" pada bambu unik berbentuk di mana ruas-ruasnya zig-zag menyerupai untaian rantai saling tersambung. Dalam konteks ini, disebut sebagai rancang kencana, di mana secara terminologis kata bahwa rancang mengartikan rancangan, gagasan atau visi ke depan, sedang terminologi kencana berarti emas, mulia atau besar.
Dalam konteks dunia kepemimpinan, makna simbolik dari bambu unik ini, di mana dalam menjalankan tugas yang diembannya, seorang pemimpin harus membekali diri dengan rancang kencana yaitu berupa gagasan besar visioner yang harus dimiliki seorang pemimpin. Untuk mewujudkan semua itu seorang pemimpin harus dibekali oleh "rancang kencana". Itu inti dari makna simbolik bambu "Rancang Kencana".
Trisula Weda
Dalam bab akhir ramalan "Jangka Jayabaya"Â -- Prabu Jayabaya menyebutkan sosok Ratu Adil bersenjatakan "Trisula Weda". Secara semiotik, mengartikan siapa pun itu sosok pemimpin Ratu Adil haruslah dibekali atau membekali diri dengan senjata "Trisula Weda".
Yang dimaksud bersenjatakan "Trisula Weda" merupakan semiotik atau simbolisasi penggambaran watak, sifat atau kepribadian yang harus dimiliki seorang pemimpin yaitu benar, lurus dan jujur.
Benar, bahwa seorang pemimpin harus berdiri di atas kebenaran dan demi kebenaran, bijak, adil, dan tidak berat sebelah. Lurus, menjalankan segala tugasnya sesuai aturan hukum yang ada. Jujur, tidak salah gunakan kuasanya jabatan.
Ketiga watak "Trisula Wedha" ini harus dipunyai sebagai kepribadian seorang pemimpin. Sekaligus menjadi ageman yang melekat dan menyatu pada diri seorang pemimpin, sehingga membentuk karakter utama "Ratu Adil", yaitu: benar, lurus, jujur.
Selain "Trisula Weda", Ratu Adil adalah sosok pemimpin merangkum trisula karakter kepemimpinan:
Pertama, berkarakter Satria Panandhita adalah sosok pemimpin yang tidak korup, menjunjung nilai-nilai etika dan moralitas, religius, dan amanah dalam mengemban tugas demi kesejahteraan rakyat
Kedua, berkarakter Satria Bayangkara yaitu sosok pemimpin yang memiliki kewibawaan dengan bersikap tegas, adil, mengayomi rakyatnya, juga berjiwa pemaaf terhadap lawan-lawan politiknya dengan spirit tepo seliro dan mikul dhuwur mendhem jero.
Ketiga, berkarakter Satria Raja adalah sosok pemimpin berjiwa ksatria dan negarawan yang mengabdi dan membela kepentingan rakyat.