Banyak disebutkan bahwa bambu adalah pepohonan yang begitu banyak memberi manfaat dan kegunaan bagi kebutuhan kehidupan manusia. Bahkan di zaman modern dan serba canggih ini, bambu tetap banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dari yang paling sederhana sampai dirancang dalam berbagai modifikasi artistik. Dari sekecil tusuk gigi, sedotan minuman, sampai segede bangunan rumah, di mana  hiasan dekoratifnya dari bahan bakunya berupa bambu.
Di sini menunjukkan kepada kita bahwa begitu banyak manfaat dan kegunaan bambu bagi kehidupan, hingga kini.
Bambu ada yang tumbuh secara berumpun (Simpodial) dan ada pula yang secara individual (monopodial). Bambu hidup di hampir seluruh kawasan Asia. Bahkan China dijuluki sebagai negeri tirai bambu karena luasnya areal tanaman bambu yang tumbuh disana. Demikian juga negeri Jepang, sangat terkenal dengan bambunya, karena telah menjadi bagian dari budaya dan kebutuhan hidup.
Selain banyak memberi manfaat dan kegunaan bagi kehidupan. Di balik ragam jenis bambu juga sarat menyimpan nilai-nilai filosofi bagi kehidupan. Kelenturan bambu mengajarkan manusia untuk selalu bersikap fleksibilitas dan lentur dalam beradaptasi pada lingkungan. Sebagaimana kelenturan pohon bambu ketika menghadapi terpaan angin sampai meliuk-liuk, tetapi tidak menjadikannya tumbang, roboh, atau jebol.
Filosofi ini mengajarkan bahwa selain fleksibilitas dan lentur, dengan akar yang kuat, ia tetap kokoh menghadapi terpahan hidup. Dari fleksibilitas ini pula mengajarkan membuat kita menjadi pribadi luar biasa. Â
Jadilah seperti pohon bambu, semakin tinggi menjulang ujungnya akan melengkung. Ini mengajarkan, kepada manusia untuk senantiasa memiliki sifat andap asor, rendah hati.
Banyak dari filosofi, analogi atau metafora datang dari pohon bambu yang kemudian dijadikan nilai-nilai atau falsafah-falsafah dalam kehidupan sebagai kearifan lokal (local wisdom).
Filosofis, analogis atau metaforis dari bambu inipun kemudian dijadikan nilai-nilai ajaran atau pedoman hidup dalam budaya kehidupan suatu masyarakat, yang kemudian dikenal; ngelmu pring. Menimbah pelajaran hidup dari bambu.
Sebut saja dalam budaya masyarakat Bali. Pohon bambu tidak saja sarat dengan nilai-nilai filosofis, tanaman ini juga menjadi salah satu unsur penting dari bagian dari ritual keagamaan. Hampir di setiap ritualisasi keagamaan Hindu-Bali, sakralitas makna simbolik unsur bambu dan nilai-nilai filosofis hadir di dalamnya.
Begitupun dalam budaya masyarakat lainnya yang tersebar di Nusantara, banyak falsafah hidup, kearifan lokal, atau ajaran budi pekerti yang digali dari bambu.
Dalam berbagai hal, pohon bambu banyak dijadikan sebagai perumpamaan, sebagai local wisdom. Jadilah seperti pohon bambu. Yakinlah, bahwa cobaan dan rintangan itu akan berlalu. Setelah itu segeralah bangkit dan berdiri tegak, seperti pohon bambu yang kembali tegak setelah angin berlalu.
Bambu merupakan salah satu jenis tanaman yang paling banyak digunakan masyarakat Bali dalam kehidupan sehari-hari. Hampir di setiap upacara keagamaan, bambu pasti digunakan, baik daun maupun batangnya. Bambu juga menjadi salah satu bagian bangunan adat di Bali. Bagi masyarakat Bali, bambu memang memiliki filosofi yang sangat mendalam.
Bahkan ada disebutkan, selain kemanfaatannya, bahwa pohon bambu simbolik sejatining diri, seperti yang disimbolisasikan di bambu unik. Di mana setiap keunikan bambu melambangkan tahapan ilmu jatidiri. Setidaknya itu yang bisa kita dapati dari bambu dalam kehidupan.
Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN) yang kini anggotanya mencapai lebih 39 ribu yang tersebar di seluruh Nusantara adalah wadah bagi pecinta dan kolektor bambu unik.
Keberadaan Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN) bukanlah sekadar wadah komunikasi pecinta dan kolektor bambu unik. Dari keberadaan kumunitas ini pula kita semakin banyak mengenal keaneka-ragaman bambu unik dengan segala spesifikasi keunikan masing-masing. Dari keunikan bambu unik dengan sentuhan artistik sebagai karya seni alami bisa diperuntukkan hiasan dekoratif.
Dari sini pula kemudian muncul para pengaji deling, yang tidak sekadar melihat bambu dari keunikan semata, tapi juga melihat dan membaca ayat-ayat atau pesan yang tersirat didalamnya yaitu di balik keunikan tersebut.
Dari sini pula akhirnya kita diperkenalkan dengan apa yang disebut "Ngaji Deling -- Membaca Bambu Mungungkap Makna" yaitu apa dan siapa yang tersirat di balik bambu unik alami ini.
Di kalangan pengaji deling, bambu unik ini dimaknai sebagai penggambaran yang merepresentasikan hubungan dan kebutuhan hidup manusia, baik hubungan antar sesama, hubungan dengan alam, dan hubungan dengan Sanghyang Khaliq, dari apa yang tersurat dan tersirat di spesifikasi simbolisasi bambu unik tersebut.
Lewat simbolisasi yang ada di bambu-bambu unik ini pada intinya kita diajarkan untuk menjadi manungso -- manungaling roso, menyatunya rasa, saling menyatukan. Dalam artian bagaimana menyatukan rasa kita dalam konteks harmonisasi hubungan antar sesama, hubungan dengan alam dan lingkungan, dan hubungan dengan Sanghyang Khaliq.
Dikatakan bambu unik, karena dalam pertumbuhannya bambu ini tidak tumbuh secara normal, abnormal. Banyak di antara bambu-bambu unik dan langka ini memiliki nilai artistik sebagai karya seni alami yang tumbuh dan terbentuk secara alami, bukan hasil rekayasa manusia.Â
Itulah salah satu dari pengenalan kita mengenali bambu pengenalan bambu unik KPBUN.
Alex Palit, pendiri KPBUN, saat ini sedang merampungkan buku "Kitab Keramat Ngaji Deling -- Membaca Ayat-Ayat Semesta Bambu Unik".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H